Jawa TengahSemarang

Ritual “Rujak Pare Sambel Kecombrang”, Boen Hian Tong Mengenang Tragedi Mei ’98

Semarang – Boen Hian Tong (Perkumpulan Rasa Dharma) Semarang kembali menggelar acara Mengenang Tragedi Mei ’98 dengan tema “Pemerasan Seksual Via Medsos”.

Kegiatan ini dilaksanakan dimarkas Boen Hian Tong, di Gedung Rasa Dharma, Jalan Gang Pinggir 31, Kranggan, Semarang, Sabtu, (18/05/24).

Kegiatan ini Mengenang Tragedi Mei ’98 ini berupa Doa dan Ritual Pare Sambel Kecombrang, Reflelsi Mei “98 dan Estungkara. Gelaran acara dimeriahkan dengan pertunjukan music Lamkwan “Boen Hian Tong” yang yang tampil rancak.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 18.30 WIB yang dipandu Asrida Ulinuha diawali dengan ritual sembahyang Tien yang dipimpin WS Andi (Tjiok) Gunawan di pintu masuk hingga ke altar leluhur.

Sebelum perarakan ke altar ruang Sinci dilakukan pemasangan pita hitam di lengan peserta. Kemudian dilanjutkan dengan peletakan Bunga Sedap Malam dan hiountuk Ita dan sembahyang di ruang altar yang dipimpin ole WS Andi Gunawan dengan melangitkan doa Tragedi Mei 1998 kehadirat Tuhan.

“Kami berkumpul bersama di tempat ini, untuk bersama menundukan diri, menegakkan kesusilaan menghormat kepada para korban Mei 1998 , terutama sebagai simbol Sinci Ita Martadinata yang diletakkan di Gedung Perkumpulan Boen Hian Tong Semarang,” ujar Andi.

Melalui asap dupa yang melambung kelangit luas, lanjut WS Andi, semoga harapan doa kami kepada seluruh Korban tragedi Mei 1998 dapat diberikan ketenangan di alam keabadaian, bersama dengan Sang Pencipta Yang Maha Adil.

Menolak lupa sebagai bentuk tugu peringatan , melalui simbol ritual rujak pare sambel kecombrang membuat kami untuk dapat terus belajar meneladani kejadian untuk berbuat lebih baik dalam kehidupan tanpa melupakan sejarah

“Seperti Hidup aku menyukai, kebenaran aku menyukai juga, tetapi kalau tidak dapat kuperoleh kedua – duanya , akan kulepaskan hidup dan kupegang teguh kebenaran. Semoga teladan Ita Martadinata, dan korban mei 1998, sambung Andi, menjadikan kita selalu ingat menjunjung kebenaran dalam jalan kebajikan, berkeadilan dalam kemanusiaan, ” tandasnya.

WS Andi Gunawan yang juga merangkap Ketua Panitia Peringatan Tragedi Mei “98 Tahun 2024 dalam sambutannya mengatakan, sangat mengapresiasi para tokoh-tokoh lintas agama dan undangan yang ikut dalam peringatan ini.

“Boen Hian Tong telah melaksanakan kegiatan peringatan tragedi Mei ’98 kegiatan pertama dilaksanakan hari Minggu, 13 Mei 2018 Pukul 09.00 WIB. Pada waktu itu bertepatan hari itu dua jam sebelumnya, Pukul 07.00 WIB ada kabar bom meledak di Surabaya. ,” ujar Andi mengenang.

Lebih lanjut, Andi, mengatakan, kenapa pare, itu melambangkan sejarah pahit. Jadi pahit pedas kita ikut nangis kan, melambangkan kepedihan kekerasan dan ketakutan yang dialami orang Tionghoa saat tragedi 98.

“Dan perempuan Tionghoa disimbolkan dengan bunga kecombrang. Ini untuk mengingatkan kepada kita tragedi itu jangan sampai terjadi lagi,” terang Andi.

Dalam gelaran acara kesaksian program Estungkara Kecombrang menghadirkan sakdsi peristiwa Mei ’98 yaitu Budi, Anastasia, Michael alias Ting-Ting dan yang lainnya.

Sementara itu, Ketua Boen Hian Tong Harjanto Halim mengatakan, tadi ada rujak pare, ada bunga telang, ada bunga sedap malam itu sebenarnya simbol-simbol yang coba kita hidupkan sehingga hal yang sangat keji dan memalukan.

“Kekejian, Aib yang memalukan dan perbuatan tidak terpuji itu jangan dilupakan dan terulang. Ini tugas kita sebagai warganegara,” ujar Harjanto mengingatkan.

Lebih lanjut, dikatakannya, mari bersama-sama merajut menumbuhkan bibit kebaikan dan mengikis kebencian. Itu yang paling penting, Peringatah Tragedi Mei ’98 tidak berhenti di sini saja.

“Yang lalu sudah terrjadi tidak bisa dikoreksi dan diperbaiki. Tetapi kita harus menatap masalah ke depan karena masih banyak terjadi kekerasan seksual dan KDRT. Persoalan sextorsion –pemerasan seksual via medsos—yang mengancam anak-anak kita harus diwaspadai. Anak-anak kita butuh perhatian dan kepedulian kita, jangan sampai jadi korban sextorsion, ” ujar Harjanto mengingatkan. (Heru Saputro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *