Beranda Jawa Tengah Rudy Murdock Bersekutu Dengan Irine Kusuma Gelar Visual Art Show “Liberating”

Rudy Murdock Bersekutu Dengan Irine Kusuma Gelar Visual Art Show “Liberating”

Semarang – Perupa Rudy Murdock bersekutu dengan Desainer Ireni Kusuma gelar Visual Art Show. Gelaran mengusung tajuk : “Liberating” ditaja di Casa Roberto Bistro, Jalan Erlangga Tengah, Pleburan, Semarang.

Helat Visual Art Show dibuka oleh Dico Ganinduto, Sabtu (10/08/2024) berlangsung marak dimeriahkan dengan gelaran fashion show karya perancang Irene Kusuma.

Dico Ganinduto didampingi istrinya artis sinetron Chacha Frederica mengatakan, sangat mengapresiasi gelaran acara pameran ini. Dico menyampaikan ke depan pemerintah harus lebih banyak membangun fasilitas ruang publik seni .

“Ruang-ruang seni harus lebih banyak dibangun untuk memfasilitasi dan mewadahi kreativitas seniman dan anak-anak muda yang kreratif. Kegiatan positif semacam ini harus di dukung agar kesenian terus bertumbuhkembang,” imbuh Dico panggilan karib Bupati Kabupaten Kendal ini yang siap ikut meramaikan bursa pemilihan Wali Kota Semarang.

Merayakan Karya Seni dan Kreativitas.

Perupa Rudy Murdock mengatakan gelaran visual art show kolaborasi bareng perancang Irene Kusuma. Menurut Peru pa Cum Musikus ini mengatakan terkadang untuk merayakan karya seni tidak harus dilandasi filosofi dan cerita yang serba rumit dan melangit.

“Gelar karya atau visual art show bisa hadir dengan cerita sederhana penuh makna yang diibaratkan sebagai selebrasi yang membebaskan alias liberating,” ujar Rudy yang juga suka berkebun ini.

Rudi Murdock dan Irene Kusuma mengusung tema “Liberating” alasannya kiprahnya sama misinya ingin membebaskan dari pakem-pakem mainstream.

Gelaran yang mengawinkan pameran dengan fashion show memang bukan hal baru tetapi setidaknya Rudy berharap kolaborasi ini memberi warna dalam blantika dunia seni rupa di Semarang.

Suguhan ciamik yang ngebland antara seni rupa dan fesyen menjadi suguhan segar. Setidaknya ada pada helat ini Rudy membabar 15 karya lukisan dengan media kanvas, board, kain, yang selain menghiasi dinding Casa Roberto juga “diolah” oleh Irene menjadi busana yang dikenakan para model.

Irene Kusuma merespon karya Rudy menjadi sesuatu yang punya makna baru. Irene yang menggeluti dunia fesyen sejak 2020 ini mengolah lukisan, kain perca dan bekas MMT (baliho) caleg, menjadi rancangan Irene Kusuma yang menarik diperagakan para model.

Desainer pemilik brand Irene Kusuma Vetement Studio (IKV Studi) ini berhasil menyajikan keselarasan dan padu padan yang memberikan sajian visual yang memesona. Jebolan Summer School Milan dan Paris menerapkan printing suistainable (berkelanjutan) pada koleksi-koleksinya yang mengedepankan lingkugan yang kini sedang digandrungi.

Sedang perupa Rudy yang karya-karyanya telah dipamerkan di beberapa negara Eropa dan Asia memilih “Liberating” karena menganggap keindahan itu harus terbebas dari label atau stereotype mainstraim yna dibentuk masyarakat.

Hal senada Irene desainer yang telah beberapa kali menggelar fashion show di Singapura menganggap fesyen pun harus terbebas dari pelebelan tertentu.

Menurut Irene material yang dianggap “sampah” pun bisa disulap menjadi high fashion yang bernilai tinggi.

“Sesuatu yang indah bagi kami bisa jadi bagi orang lain adalah hal yang tidak normal, aneh dan nyeleneh. Tapi kami suka dengan karya seperti ini. Kami bahagia.Jadi, ya sudah, mari kita terbebas dari hal yang dianggap normal,” tandas Rudy.

Sementara Kesit Widjanarko mencatat kebebasan dalam proses berkarya bagi Rudy Murdock adalah hal yang prinsip. Rudy dalam berkarya tak harus menyenangkan orang lain. Tetapi Rudy ingin melukis atau berkarya seni untuk dirinya. (Heru Saputro)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini