Ragam

Sanggar Gaharu Tempat Belajar Berkesenian dan Membaca Gratis

Onlinekoe.com – Sanggar Gaharu Bandar Lampung yang bermarkas di sebuah rumah yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol – Gang Lebak Budi II No. 36, Kampung Sukajawa, Tanjungkarang Barat, Bandar Lampung. Sanggar Gaharu ini merupakan sanggar seni sekaligus sanggar baca dan belajar ini didirikan pasangan suami istri seniman Robi Akbar dan Elok Teja Suminar pada awal tahun 2016.

Pasangan seniman multi talenta ini punya inisitatif mendirikan sanggar ini, karena kepedulian dan keprihatiannya terhadap lingkungan tempat tinggalnya yang merupakan kawasan padat yang masyarakatnya sebagian besar kaum marjinal yang kehidupan kesehariannya serba kekurangan. Robi dan Elok berharap anak-anak dan remaja dilingkungannya bisa belajar seni dan membaca dengan gratis.Jadi tanpa gembor Robi dan Elok sudah menggerakkan literasi.

Robi dan Elok sendiri bukan orang yang berlebih. Pasangan suami istri ini untuk menyambung kehidupan kesehariannya berprofesi sebagai pengamen keliling dan juga melakukan kerja tak tetap mengajar Esktra Kurikuler di berbagi sekolah yang membutuhkan ketrampilannya sebagai seniman. Dari hasil menyisihkan pendapatannya dari mengamen Robi dan Elok berhasil membeli buku dan peralatan musik sehingga anak-anak setempat untuk bisa membaca dan belajar kesenian bersama secara gratis di sanggarnya. “Anak-anak dan remaja bisa belajar teater, menulis, musik dan berbagai ketrampilan lainnya atau membaca buku koleksi sanggar tanpa dipungut bayaran,” ujar Robi.
“Kami senang anak-anak dan remaja di kawasan yang “dicap” termasuk daerah hitam ini punya kegiatn positif. Kami berharap suatu saat ada talent atau seniman dari sanggar ini akan menorehkan prestasi,” ujar Robi Akbar didampingi Elok Teja Suminar istrinya di sanggarnya, belum lama ini.
Sebelum mendirikan Sanggar Gaharu Bandar Lampung, sebagai seniman Robi Akbar sudah lama berkiprah di jagad kesenian.Robi Akbar kini berkesenian di Sanggar Gaharu, Bandar Lampung. Sanggar Seni sekaligus Sanggar Baca ini didedikasikan Robi dan istrinya Elok tempat belajar gratis bagi anak-anak di lingkungan kaum miskin kota.
Kiprah seniman multi talenta Robi Akbar ini tak diragukan lagi. Rekam jejak lelaki kelahiran Bandar Lampung 03 Oktober 1978 ini ditorehkan ketika secara otodidak pada tahun 1995 belajar teater. Kemudian pada tahun 1997, Robi bergabung dengan Teater Satu, Bandar Lampung, pimpinan Iswadi Pratama. Keseriusan Robi dalam berteater menyebabkan dirinya tak pernah absen tampil dalam setiap pementasan Teater Satu.
Robi Akbar di berbagai pementasa Teater Satu pernah tampil sebagai aktor dalam lakon Lysistrata (Aristophanes) Kapai –Kapai dan Umang-Umang (Arifin C Noer) Orang-Orang Barunta (Conie Sema) Waiting For Godot (Samuel Beckett) dan banyak lagi. Selain sebagai aktor Robi juga pernah menyutradarai beberapa lakon di antaranya AA II UU (Arifin C Noer), Informan (Berthold Brecht) Sayang Ada Orang Lain (Utuy Tatang Sontani), Suamiku Bukan Maling (Elok Teja Suminar), Kambing (Elok Teja Suminar) dan Prita Istri Kita (Arifin C Noer) juga mementaskan monolog Aeng dan Nol (Putu Wijaya).
Kini Robi dan Elok di Sanggar Gaharu sedang asik bereksperimen dan berinovasi dengan bambu untuk menciptakan berbagai varian suling baik yang dari mancanegara hingga suling tradisional Lampung Serdam.”Saya tak main-main dengan bambu terus berinovasi. Ternyata hasilnya beraneka suling ini banyak peminatnya,” ujar Robi yang mengaku memasarkan karyanya lewat online.
Sedangkan istrinya, Elok Teja Suminar, wanita kelahiran Bangkalan 14 Juli 1983, mulai berkesenian dan menulis sejak SMP. Stelah dipersunting Robi Akbar hijrah ke Bandar Lampung. “Saya sangat mendukung inisiatif suami untuk mendirikan sanggar seni sekaligus sanggar baca dan belajar,” ujar Elok yang punya kepiawaian bermusik dan menggubah puisi untuk pertunjukkan musikalisasi puisi. Sebut saja penyair Isbedy Setiawan, Syaiful Irba Tanpaka, Toto ST Radik dan Christian Heru Cahyo Saputro yang puisinya pernah digubahnya jadi karya musikalisasi puisi.
Harapan
Selain dikenal sebagai penyair dan cerpenis Elok Teja Suminar juga menulis naskah lakon. Dalam setiap pementasan Sanggar Gaharu tampil sebagai penata musik dan sesekali tampil sebagai aktris dan sutradara. “Saya ingin suatu saat nanti Sanggar Gaharu bisa membuat bangga warga kampung tempat sanggar ini ada. Sanggar Gaharu bisa merubah stigma kampungnya yang di “cap hitam” menjadi berprestasi dalam bidang kesenian dan literasi. Membawa nama harum warga masyarakat seharum gaharu,” ujar ibu dari Juang anak semata wayangnya penuh harap. (Christian Saputro

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *