Spektakuler, Usung Lakon “Pandawa Pitu” WOTS Hipnotis Ratusan Penonton
Semarang – Pagelaran Wayang On The Street (WOTS) dalam helat akbar evet Festival Kota Lama Ke – 13 tahun 2024 berlangsung heboh dan meriah. Pagelaran WOTS Ke – 17 ini disaksikan ratusan orang dari anak-anak hinga lansia yang mnyesaki area Metro Point, Kota Lama, Semarang, Jumat (06/09/2024).
WOTS persembahan kolaborasi WO Ngesti Pandowo berkolaborasi dengan Tirang Community ini menghadirkan bintang tamu Inayah Wahid putri Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid.
WOTS kali ini mengusung lakon “Pandhawa Pitu” disutradarai Budi Lee dengan karawitan pengiring Githunk Swara dan koreografer Paminto.
Pagelaran spektakuler WOTS ini didahului dengan kirab budaya dengan rute dari Pelataran Gedung RNI Jalan Mpu Tantular ke Metro Point di Jalan Letjen Suprapto, Kota Lama, Semarang.
Kirab ini dimulai dari punakawan dari Edu House yaitu Zach Auxilio Santosa (Semar), Axell Rayden Maximilian Kuncoro (Gareng), Alfarizqy Bushido Permana (Petruk), dan Melvin Aldrich Sutrisno (Bagong) yang akan membawa lambang Burung Garuda dan Sangsaka Merah Putih.
Kemudian disusul barisan tokoh lintas agama dari Pelita yaitu; Wen Shi Andi Gunawan (Honghucu), Citra Resmi Wulangsih (Penghayat Kepercayaan) Bagus Dwi Sukoco (Hindu), Naili Ni”matul Illiyyun- (Islam), Budi Bhawono (Buddha), Suster Francis, PMY. (Katolik) dan Pendeta Nemuel Zega (Kristen), para anak wayang yang akan tampil dalam pagelaran dan disusul (SD Hj. Isriati Baituraman 2) Semarang.
Setelah masuk area pagelaran Marching Band Gempita Nusantara ISBA 2 unjuk kebolehan berkolaborasi dengan gamelan dari karawitan Githung Swara Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Selanjutnya para tokoh lintas agama memimpin doa bersama sebelum pagelarn WOTS .
Berlanjut dengan gelaran flashmob “Gugur Gunung” yang memiliki filosofi kekampakan dalam keberagaman bergulir mengajak berbagai lapisan masyarakat berbaur menari bersama.
Rangkaian prosesi budaya “Tribute to Ki Totok Pamungkas dan Ki Wiradio” di awali dengan geguritan yang dibacakan oleh Sang Sutradara Budi Lee.
Rangkaian kata-kata yang merupakan umbul doa bersama untuk mengenag dan menghargai para kedua seniman yang telah wafat belum lama ini.
Ki Totok Pamungkas dan Ki Wiradio merupakan tokoh yang telah mendharmabaktikan dirinya dan banyak berjasa di jagad seni tradisi termasuk Wayang Orang.
Persembahan tari Bedayan persembahan dari Sanggar Sobokartti para anak wayang naik ke panggung.
Pada kesempatan itu Bu Grace menyerahkan penghargaan untuk Ki Totok Pamungkas kepada Pak Darmadi dari Sobokartti. Sedangkan Pak Djoko Mulyono menyerahkan penghargaan untuk Ki Wiradio kepada Maya putrinya.
Pagelaran Pandawa Pitu
Selanjjutnya gelaran WOTS jalinan cerita yang mengisahkan para satria Pandawa mewujudkan dharma bakti kepada Ayahandanya Prabu Pandu Dewanata pun dibabar. Para pandawa berupaya membebaskan hukuman para dewata yang dijatuhkan kepada Prabu Pandu yang dijebloskan ke panasnya api neraka jahanam di kawah Candradimuka.
Lika-liku perjuangan Pandawa hingga menciptakan Pandawa Pitu yang tidak diperkenankan para dewata justru ikut menjebloskannya ke kawah Candradimuka.
Akhirnya Woro Sembodro dan Srikandi mendatangi Sang Hyang Wenang, yang diberi saran sebuah jalan keluar Woro Sembodro, Srikandi dan para punakawan menyamar jadi buto yang kemudian memporakporandakan khayangan.
Akhirnya atas izin Batara Guru para Pandawa dibebaskan kawah Candradimuka dan Prabu Pandu Dewanata juga diangkat dari siksaan api neraka dipindahkan ke Swargaloka.
Kabid Kebudayaan Disbudpar Saroso Kadisbudpar Kota Semarang mengapresiasi gelaran WOTS dan para pemain yang berhasil menyakikan pertunjukan yang menarik. Wayang Orang Ngesti Pandowo sudah masuk dalam WBTB Kemendikbudristek.
“Mari terus kita pelihara, kita tumbuhkembangkan bersama. Ke depan harapannya seni tradisi wayang orang makin, eksis,” pungkas Saroso. (Heru Saputro)