Ragam

Trauma Healing dan Penambahan Tenaga Medis, Penting

Onlinekoe.com, BANDARLAMPUNG – Rapat evaluasi respons tanggap darurat bencana tsunami Lampung Selatan oleh Posko Donasi Kemanusiaan Darmapala Peduli, Sabtu (29/12/2018) petang, memutuskan proses perkuatan ketahanan semesta antisipasi bencana susulan dan perkuatan psikososial post-factum melalui pengupayaan penambahan tenaga kesehatan mandiri dan trauma healing bagi penyintas bencana di titik aman pengungsian.

Upaya ini dengan menimbang finalisasi assesment relawan kemanusiaan tergabung, yakni Yayasan Alfian Husin, Bravo-5 Lampung, Relawan Siger Bersatu (RSB-01) –forum komunikasi 32 organ relawan pemenangan capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin di Lampung, Yayasan Desapolitan Indonesia (Desindo), ratusan relawan asal mahasiswa berbagai kampus di Bandarlampung, dan banyak lagi.

Kecukupan logistik di titik tenda posko pengungsian warga penyintas bencana yang dikoordinasi Posko Kemanusiaan Darmapala Peduli di Kecamatan Kalianda, Rajabasa, dan Bakauheni, mulai membaiknya alur distribusinya, sampai membanjirnya penggalangan bantuan logistik dan obat-obatan, jadi pertimbangan khusus.

Demikian disampaikan Ketua Bravo-5 Lampung yang juga Ketua Yayasan Alfian Husin, sekaligus koordinator Relawan Siger Bersatu (RSB-01) Lampung, Andi Desfiandi, dalam keterangannya usai rapat di Gedung Darmapala, Kedaton, Bandarlampung.

“Baiknya kita menyempurnakan teknis distribusi bantuan logistik dan obat-obatan di lapangan dengan koordinasi teknis pratama bersama seluruh sumber daya relawan yang ada, dari manapun, agar tak overlapping,” jelas Andi, yang Minggu (30/12/2018) esok rencananya akan meninjau langsung beberapa titik lokasi pengungsi.

Rapat dihadiri Bendahara Bravo-5 Lampung sekaligus pengarah teknis posko Ary Meizari Alfian, relawan medis Bravo-5 dr. Aldo Aprizo, sekretaris Relawan Siger Bersatu sekaligus Ketua Relawan Padamu Negeri (RPN) Lampung Fachrurrozie Cappela, staf Yayasan Alfian Husin Asep Jamaludin, koordinator tim posko Muzzamil, dan Ketua Bravo-5 Milenial Lampung Thadaru Y Purnama.

Rapat juga mengapresiasi kesigapan hari demi hari seluruh sumber daya penanggulangan bencana, baik oleh instrumen negara, relawan swadiri maupun warga masyarakat sadar bencana.

Dari sejumlah lokasi pengungsian, dilaporkan aktivitas pendampingan warga pengungsi yang digalang berbagai relawan kemanusiaan, terus berlangsung dan mulai terkelola baik.

Seperti posko pengungsian warga di check point Desa Maja, Kalianda, yang dikoordinasi relawan BaraJP Lampung. Disana, ungkap Sekretaris BaraJP Lampung dr. Relly Reagan, Sabtu pagi, dropping logistik selimut dan beras juga obat-obatan menjadi kebutuhan mendesak.

Pun halnya yang dikoordinasi relawan Posko Perjuangan Rakyat (Pospera) Lampung di posko pengungsian warga di check point RT. 01 Lingkungan I Desa Way Urang, Kalianda. “Dapur umum kami masih butuh tambahan stok beras, telur, dan kie instan,” ujar Ketua Pospera Lampung Marsat Jaya, dikonfirmasi Sabtu pagi.

Sejumlah update kebutuhan distribusi logistik juga diutarakan beberapa relawan kemanusiaan yang menolak disebutkan identitasnya. Melalui pesan WhatsApp, mereka menyebut antara lain posko pengungsian RT. 02, Dusun 05, Desa Canggu, Kalianda, terdapat tambahan sebanyak 6 kepala keluarga penyintas. “Mereka butuh beras, telur dan selimut,” kata mereka.

“Sebanyak 91 jiwa pengungsi di posko Desa Buah Berak, meminta pengadaan dapur umum segera, sama beras, telur, dan kebutuhan pokok. Di Desa Sumur Kumbang juga, minta dapur umum.”

“Lalu di Desa Canggung Rajabasa, depan masjid menara atau balai desa ada 101 jiwa pengungsi, butuh dapur umum, beras, selimut, posko medis berikut obat-obatan dan perlengkapan bayi, Bang,” kata mereka lagi.

Kebutuhan selimut, obat anti nyamuk, dan lampu senter juga dilaporkan Imung, warga Dusun Blajung, Desa Canti, Rajabasa, mewakili pengungsi lainnya seperti diungkapkan Muzzamil, Sabtu malam pukul 22.00 WIB. “Insha Allah segera kami kirim,” tandas dia.

Posko Donasi Kemanusiaan Darmapala Peduli sendiri, terakhir men-drop logistik sumbangan Yayasan Alfian Husin sesuai permintaan warga pengungsi di lereng Gunung Rajabasa, tepatnya warga RT. 21 Dusun 05, Desa Sukaraja, Rajabasa, Jum’at (28/12/2018) malam.

Lokasi ini merupakan asal ke-12 warga nelayan yang mengaku melihat dan merasakan langsung dahsyatnya tsunami Gunung Anak Krakatau (GAK) di bawah radius 2 km dari lokasi yang sempat viral di media sosial.

Seperti dibenarkan Virgo, relawan swadiri setempat, dimana Jum’at sore ditemukan tiga warga tetangganya oleh tim SAR. “Satu meninggal langsung dikebumikan tadi, dua lagi atas nama Roni dan Jumroni langsung dirawat di RS Bob Bazar, Kalianda,” ungkap Virgo sambil matanya berkaca-kaca, seperti diceriterakan kembali oleh koordinator tim Posko Darmapala Peduli Muzzamil, Jum’at malam.

Sisi lain, upaya menggugah warga Lampung agar tidak termakan hoax terkait isu bencana tsunami, alih-alih turut menyebarkannya, juga spontan disampaikan Muzzamil saat tak sengaja bertemu relawan asal konunitas Gowes Mania Sidorejo (Gomes), Desa Sidorejo, Sekampung Udik, Lampung Timur, di Lapangan Pemda, Kalianda, usai sama-sama mendistribusikan bantuan logistik, kemarin.

Gomes, mendistribusikan bantuan logistik diantaranya sayur-mayur, karpet, popok bayi, selimut, dan lainnya.

“Mbak, sampein ke warga Sidorejo, juga ke semua warga Sekampung Udik, jangan ikut-ikutan nyebarin hoax, dan yakinkan mereka, bahwa para pengungsi, warga korban, itu hebat, dan kuat. Mereka tidak cengeng, benar kan? Mereka tangguh, sampein ya Mbak? Salam buat teman-teman,” kisah Muzzamil menceritakan. [red/mzl]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *