Ragam

Turunnya Harga Cabai Merah Peluang Deflasi

Onlinekoe.com – Harga sejumlah kebutuhan pokok, terutama cabai merah yang selama ini sempat memicu angka inflasi, namun sekarang harganya turun berkisar Rp45 ribu/kg.Turunnya harga komoditas pedas ini diprediksikan peluang deflasi.

“Pekan lalu harga cabai merah Rp75 ribu bahkan pernah mencapai Rp100 ribu/kg. Tapi kini dapat dibeli dengan harga Rp45 ribu/kg.Begitu pula cabai rawit Rp45 ribu/kg,” tutur seorang pedagang di pasar tradisional Kampung Lalang Kecamatan Sunggal kepada Sumatera post.co, di Medan, Rabu 11/9/2019.

Seperti diketahui mahalnya harga cabai merah berimbas terhadap harga sejumlah bahan pokok lainnya.Bahkan memicu angka inflasi tinggi.Bukan hanya itu anehnya sejak melonjaknya harga komoditas ini, ada cabai merah, kalau dicicipi hambar tidak terasa pedas, entah kenapa.

Pengamat ekonomi, Gunawan Benyamin menyebutkan jika harga cabai merah mampu bertahan di level Rp45 ribu/kg hingga akhir bulan, diprediksikan Sumatera Utara berpeluang merealisasikan laju deflasi.

“Jika terjadi deflasi, harapan kita laju tekanan inflasi Sumut bisa berkurang. Hal ini sesuai sasaran target inflasi Bank Indonesia. Terlebih bila sejumlah komoditas lainnya juga terjadi penurunan,” katanya.

Dia mencontohkan harga daging ayam di tingkat pedagang tradisional berkisar Rp22.500/kg. Sedangkan harga telur ayam di jual Rp22.400/kg. Bawang merah anjlok menjadi Rp18 ribu/kg. Sementara bawang putih masih tetap bertahan di level Rp28 ribu/kg.

Tak heran harga sejumlah kebutuhan pokok turun di bulan September ini. Bukankah hal ini sangat meng gembirakan bila dibandingkan dengan realisasi inflasi yang tinggi dari sebelumnya.

“Meskipun kabar ini tidak sepenuhnya menjadi kabar gembira bagi petani kita. Saya berharap akan ada realisasi deflasi yang bisa mengurangi besaran angka inflasi di bulan- bulan sebelumnya,” ucap Gunawan.

Penurunan harga cabai merah juga akan memberikan dampak langsung bagi pemulihan daya beli masyarakat . “Saya yakin realisasi harga kebutuhan pokok yang turun saat ini akan memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyisihkan sebagian dari pengeluarannya,” imbuhnya seraya berharapkan adanya stabilitas harga yang adil bagi konsumen maupun petani.(tiara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *