UIN RIL Dorong Mahasiswa Ikut Program Student Exchange Global
Bandarlampung – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) memperlihatkan komitmennya dalam mendukung mahasiswanya untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan akademik dan non-akademik secara global. Program Student Exchange di luar negeri menjadi salah satu inisiatif yang diterapkan untuk mewujudkan visi sebagai rujukan internasional dalam pengembangan ilmu ke-Islaman integratif-multidisipliner berwawasan lingkungan pada tahun 2035. Hana Rolisa dari prodi Manajemen Bisnis Syariah (FEBI), Bintang Tri Wahyudi dari prodi Akuntansi Syariah (FEBI), dan Elisa Setiawati dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris (FTK) adalah contoh mahasiswa UIN RIL yang baru saja menyelesaikan program exchange di Krirk University, Bangkok, Thailand pada Oktober-Desember 2023.
Mereka tidak hanya mengikuti perkuliahan, tetapi juga menyelenggarakan seminar bertajuk “Youth and Mental Health.” Elisa Setiawati menjelaskan bahwa kegiatan ini diawali dengan keinginan untuk mengadakan ruang diskusi lintas negara. Mereka ingin mengatasi isu kesehatan mental tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain. Seminar ini melibatkan mahasiswa dari UIN Jakarta, IAIN Kudus, dan STIF Syekh Nawawi Tanara (Sentra), yang juga mengikuti program student exchange di Krirk University.
“Kami ingin meningkatkan penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan mental antar negara, sehingga kami tahu perkembangan terkini dalam bidang kesehatan mental serta tantangan dan peluangnya,” tambah Hana Rolisa. Selama pertukaran pelajar di Thailand, ketiga mahasiswa UIN RIL ini merasakan pengalaman luar biasa. Mereka berhasil menyelenggarakan Sharing Session bersama mahasiswa dari China, Thailand, Myanmar, dan Indonesia, baik secara luring maupun daring. Tantangan utama yang dihadapi adalah bahasa, terutama tinggal di lingkungan penduduk Thailand yang mayoritas berbahasa Thailand.
Bintang Tri Wahyudi menuturkan, “Tantangan terbesar kita di sana adalah bahasa, karena bisa bahasa Inggris saja tidak cukup. Kita tinggal di lingkungan penduduk yang mayoritas mengharuskan berbahasa Thailand.” Tak hanya mempelajari bahasa Thailand, tetapi mereka juga mempelajari bahasa China karena mayoritas mahasiswa Krirk University berasal dari China. Bintang menekankan bahwa mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar hal baru di sana. Dalam seminar “Youth and Mental Health,” ketiganya juga menampilkan karya film pendek yang terkait dengan kesehatan mental.
Inisiatif ini mencerminkan komitmen UIN RIL dalam menghasilkan mahasiswa yang tidak hanya berprestasi secara akademis tetapi juga memiliki wawasan global dan kemampuan untuk berkolaborasi dalam isu-isu penting seperti kesehatan mental. (***)