MEDIA CREATIVESemarang

Wayang Orang Ngesti Pandowo Masih Ada, Mulai Awal Tahun 2022 Pentas Digelar Rutin

Onlinekoe.com | Semarang – Pandemi Covid-19 meluluhlantakkan berbagai sendi kehidupan termasuk kesenian. Wayang Orang (WO) Ngesti Pandowo salah satu komunitas yang terdampak. Kelompok Wayang Orang Ngesti Pandowo ini didirikan 1 Juli 1937, sekira dua tahunan menghentikan pentas rutinnya di Gedung Ki Narto Sabdo, Komplek Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang , yang mulanya digelar setiap Sabtu malam.

Otomatis para awak panggungnya nganggur tak berpentas. Kemudian atas dorongan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowoa agar tetap eksis kelompok wayang orang tertua di Indonesia ini melakukan disrupsi dengan mengalihkan aktivitas pentasnya di panggung virtual Youtube.

Back Stage – Persiapan dibalik panggung sebelum pementasan

Bahkan beberapa kali WO Ngesti Pandowo diajak tampil di event “Panggung Kahanan” yang digelar Gubernur Jateng di rumah dinasnya Puri Wedari untuk memberi ruang kepada seniman Semarang khususnya, Provinsi Jateng umumnya di masa pandemi Covid -19 yang disiarkan langsung via live streaming di Youtube.

Tetapi kemudian kiprahnya nyaris tak terdengar, bahkan banyak orang yang menganggap WO Ngesti Pandowo sudah tidak ada. Dan tentunya para senimannya yang kehidupannya susah makin terpuruk.

WO Ngesti Pandowo Masih Ada

Sinyalemen WO Ngedti Pandowo sudah tidak ada alias mati terbantahkan. Setelah vakum sekira dua tahunan tak pentas. Minggu 28 November 2021 nampak ada geliat kehidupan di markas WO Ngesti Pandowo Gedung Ki Narto Sabdo, Semarang, ada pentas Ngesti Pandowo untuk rekaman pengambilan video yang akan disiarkan melalui kanal Youtube @Disbudparkotasemarang, @NgestiPandowo Official dan @Tirang Community.

Pagelaran yang mengusung lakon ‘Wirataparwa’ ini dinisiasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota semarang, merupakan penanda bahwa Wayang Orang Ngesti Pandowo itu masih ada. Dalam gelaran pentas perdana ini WO Ngesti Pandowo dibantu seniman-seniwati muda dari Tirang Community dan 3 orang seniman dari WO Sriwedari (Solo)

Dalam pertemuan sebelum gelaran pentas perdana WO Ngesti Pandowo Kasi Atraksi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang mewakili Kadis dalam sambutannya mengatakan, meskipun baru secara lisan Disbudpar sudah mengeluarkan ijin untuk WO Ngesti Pandowo kembali menggelar pentas rutin di Gedung Ki Narto Sabdo, TBRS, Semarang.

Pada kesempatan itu, Saroso juga mengatakan, untuk pementasan-pementasannya Ngesti Pandowo yang diprakarsai Disbudpar akan disokong kerja bareng dengan Tirang Community. “Ke depan harapannya Ngesti Pandowo grup WO tetua di Indonesia bisa bangkit dengan melakukan regenarsi seperti saudara-saudaranya WO Bharata (Jakarta) dan WO Sriwedari (Solo). Meski sempat juga terseok-seok mereka kini tetap eksis. Selain itu, WO Ngesti Pandowo juga harus memberi sentuhan kreativitas dan inovasi kalau mau tetap ditonton,” pesan Saroso.

Sementara itu, Budiono Lee dari Tirang Community selaku fasilitator dan juga sutradara pertunjukan mengatakan, pentas bertajuk: ‘Wirataparwa” ini menunjukkan kalau WO Ngesti Pandowo masih ada. “Pagelaran yang bakal disiarkan lewat kanal Youtube@Disbudparkotasemarang, @NgestiPandowo Official dan @Tirang Community ini sekaligus sebagai promosi kalau Ngesti Pandowo kembali akan pentas rutin di Gedung Ki Narto Sabdo, setiap Sabtu malam, mulai Januari 2022,” ujar Budiono Lee yang dikenal juga sebagai koreografer.

Lebih lanjut, Budiono berharap Ngesti Pandowo kembali benar-benar eksis kembali dan tentunya harus menata diri dan berbenah baik secara manajerial maupun teknis.

“Jadi ke depan WO Ngesti bisa jadi lebih baik dan punya daya saing yang tinggi dalam menyuguhkan pagelaran wayang orang sebagai tontonan dan tuntunan yang juga diminati generasi milenial,” ujar Budiono.

Selain itu, lanjut founder Tirang Community ini, juga berharap jajaran pemerintah terkait dan stakeholder terus memberikan dukungan dan ruang dalam bereksresi bagi Ngesti Pandowo agar terus eksis.

“WO Ngseti Pandowo merupakan salah satu ikon kesenian dan juga aset Kota Semarang. Jadi patut kita pertahankan keberadaannya, merasa handarbeni, menumbuhkembangkan dan melestarikannya,” pungkas Budi.

Sementara itu, Ketua WO Ngesti Pandowo, ujar Djoko Moeljono, ketika dihubungi terpisah mengatakan, merasa bersyukur Disbudpar Kota Semarang menginisiasi dan memfasilitasi Ngesti Pandaowo bisa menggelar pentas rutin kembali setelah absen dua tahunan tak manggung. “Alhamdullilah mulai Sabtu 8 Januari 202 WO Ngesti Pendowo bisa hadir pentas kembali di Gedung Ki Narto Sabdo. Untuk promosinya, kemarin ada pengambilan gambar pentas WO Ngesti Pandowo dengan lakon : “’Wirataparwa’ yang bisa di akses di Youtube,” ujar Djoko.

Untuk ke depannya, Djoko berharap, masyarakat Kota Semarang juga ikut merasa memiliki aset kesenian Kota semarang yang sudah berusia 87 tahun ini. “Caranya, ya, kita dukung dengan menonton. Mari bersama-sama kita menguri-uri budaya sekaligus menguripi para senimannya,” pungkas Djoko. (Heru Saputro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *