Onlinekoe.com | Banjarnegara – Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang terdiri dari Komunitas Sahabat Difabel (KSD), Paguyuban Difabel Mandiri (PDM ) Banjarnegara, Cinta Dhuafa Kendal (CDK) dan, Elation Consulting menggelar Vaksinasi Covid 19 Inklusif di UPTD Puskesma Punggeklan I, Kecamatan Punggelan, Banjarnegara, Selasa (14/12/2021).
Kegiatan vaksinasi yang mendapat dukungan penuh dari YAPPIKA Action Aid, Jakarta menggandeng Puskesmas Punggelan I dan Puskesmas Punggelan II Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara.
Kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Wibowo ketika dikonfirmasi menyambut baik dan sangat mengapresiasi gerakan pelaksanaan vaksinasi di kabupaten Banjarnegara yang dilakukan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang didukung dari YAPPIKA Action Aid, Jakarta ini.
“Saya selaku Kepela Dinas Kesehatan Provinsi Jateng mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kepada semua pihak atas partisipasi sebagai kolaborator vaksinasi,” ujar Yulianto Prabowo.
Noviana Dibyantari dari KSD mengatakan, vaksinasi inkluisif ini, lanjut Noviana, menyasar pada kelompok lansia, disabilitas, anak usia 12 ke atas, nelayan dan kelompok marjinal lainnya. Kegiatan vaksinasi inklusif ini dilaksanakan di Banjarnegara, karena di Kabupaten Banjarnegara dan Purbalingga berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jawa Tengah capaian vaksisansi masih di bawah 70 persen.
“Di Banjarnegara kami sudah melakukan vaksinasi inklusifi diempat titik, pada 30 November 2021 di Puskesmas Mandiraja I dan Puskesmas Mandiraja II di Kecamatan Mandiraja, dan 14 Desember di Puskesmas Punggelan I dan Puskesmas Punggelan II di Kecamatan Punggelan,” papar Noviana.
Vaksinasi Inklusif ini, tandas Noviana, untuk membantu kelompok rentan yg kesulitan mobilitas untuk datang ke sentra vaksin. Kami menyediakan mobil layanan antar jemput bagi warga kelompok rentan terutama difabel dan lansia yang dilengkapi dengan alat bantu disabilitas seperti kursi roda, walker dan kruk untuk membantu sahabat difabel dan lansia serta kelompok rentan lain.
“Dalam pelayanan vaksinasi inklusif ini b idan desa ada yang sampai jemput bola, mendatangi warga yang telpon ingin vaksin tapi tak punya ongkos,” terang Noviana.
Pada kesempatan itu, Camat Punggelan Joko Prayitno, S.Sos, berharap, masyarakat di wilayahnya termasuk lansia, difabel dan anak di atas 12 tahun bisa divaksin, sehingga paling tidak target capaiannya bisa 90 persen sampai akhir tahun ini.
Kapolsek Punggelan, Iptu Harun N, SH sangat mengapresiasi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) yang jauh-jauh dari Semarang memperjuangkan agar warga masyarakat Banjarnegara bisa divaksinasi.
“Jadi jauh-jauh bapak dan ibu dari OMS ini berjuang agar masyarakat Banjarnegara bisa segera divaksin, “ujar Kapolsek yang tak segan-segan ikut turun langsung membantu pelaksanaan vaksinasi.
Kepala UPTD Puskesmas Punggelan I, Agus Sapta Eka Waluya, mengatakan, dalam kegiatan Vaksinasi ini pelaksanaannya berjalan lancar dan tidak terasa berat, karena berbagi peran dari promosinya,penggerakan hingga pelaksanaannya.
“Ada update data sehingga selalu di peroleh data terbaru, bank data yang bisa menyajikan data per KTP atau per Kecamatan sehingga kita tau persis data vaksinasi di wilayah kerja, ketercukupan vaksin dan fasilitas internet yang bagus sehingga semua berjalan lancar,” ujar Agus Sapta.
Hal senada juga diungkapkan Kepala UPTD Puskesmas Punggelan II, dr Budi Prasojo, kolaborasi yang dilakukan sudah bagus. Harapannya ke depan biasa lebih dioptialkan dalam koordinasi, penggerakan, penjaringan sasaran sehingga kegiatan edukasi kelompok dan penyiapan masyarakat secara psykologi berjalan sesuai rencana.
Ke depan harapannya peran Kecamatan lebih intens membantu perangkat desa dalam pendataan dan menggerakkan masyarakat, sedangkan kesadaran untuk mau divaksin sudah meningkat. Faktor yang menjadi kendala antara lain hambatan hambatan fisik, geografis, dan dukungan keluarga.
“Kurangnya informasi tentang vaksin, mitos, persepsi yang salah, dan kekhawatiran pasca vaksin menjadi faktor alasan beberapa keluarga difabel kurang mendukung,” imbuhnya.
Sementara Sukiman salah satu warga difabel dari Desa Sidarata Kecamatan Punggelan mengatakan, ikut vaksinasi karena biar tambah sehat dan terhindar dari Corona.
“Bisa tambah sehat dan nggak kena Covid,” ujar Sukiman.
Tentang YAPPIKA-ActionAid
Cikal bakal YAPPIKA berawal sejak tahun 1991 dengan terbentuknya Yayasan Persahabatan Indonesia Kanada (YAPIKA) atau Forum Indonesia Kanada (The Indonesia-Canada Forum/ICF).
Fungsi YAPIKA pada saat itu adalah sebagai lembaga yang menyalurkan dana kepada organisasi-organisasi nirlaba di Indonesia. Kepengurusan YAPIKA adalah kolektif antara organisasi-organisasi nirlaba Indonesia dan Kanada.
Pada tahun 1997, YAPIKA mengalami perubahan menjadi lembaga Indonesia dan menambah peran-perannya untuk meningkatkan kapasitas organisasi-organisasi nirlaba Indonesia, melakukan advokasi kebijakan nasional pada isu-isu tertentu yang menjadi fokus perhatiannya. Nama YAPIKA pun berubah menjadi Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan kemitraan Masyarakat Indonesia (YAPPIKA).
Kemudian ada tahun 2016 YAPPIKA menjadi anggota Federasi ActionAid Internasional. ActionAid adalah federasi organisasi nirlaba yang beranggotakan organisasi-organisasi nirlaba di 45 negara. YAPPIKA-Action Aid memiliki misi yang beririsan, yaitu memerangi kemiskinan dan ketidakadilan. Misi tersebut dilakukan bersama-sama masyarakat. (Heru Saputro)