Pengetatan Moneter The Fed Tidak Seagresif Tahun Lalu
Onlinekoe.com, Medan – Ezra Nazula, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT MAMI mengatakan bahwa pengetatan moneter The Fed di tahun ini tidak akan seagresif pada tahun lalu, sehingga membuka ruang pemangkasan suku bunga BI. Pemangkasan suku bunga atau stimulus moneter dapat mendukung peningkatan daya beli masyarakat. Selain itu, tekanan pada nilai tukar Rupiah juga mulai mereda, dan stabilitas Rupiah semakin terlihat.
Dia menyebutkan narasi dovish The Fed di akhir bulan Maret membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk melakukan pemangkasan suku bunga lebih cepat dari perkiraan, selama data-data ekonomi dalam negeri seperti inflasi, defisit neraca berjalan, serta nilai tukar Rupiah cenderung stabil dan suportif.
Pemangkasan suku bunga diperkirakan akan menguntungkan obligasi bertenor pendek dan tenor panjang. Obligasi tenor pendek yang cenderung lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga, akan bergerak lebih dulu dengan besaran penurunan imbal hasil yang dipengaruhi seberapa besar ekspektasi penurunan suku bunga acuan. Penurunan imbal hasil tenor pendek ini akan diikuti penurunan imbal hasil obligasi tenor panjang.
Berbicara mengenai pemilu, Ezra melihat pemilu yang berlangsung kondusif akan suportif bagi pasar obligasi. Hilangnya ketidakpastian politik dapat mendorong dana masuk, baik dari investor domestik maupun global. Sejauh ini, target obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun masih berada di kisaran 7,0%-7,5%. Target ini masih bisa direvisi turun jika BI melakukan pemangkasan suku bunga.
Menyinggung tentang pengelolaan dana, Per 31 Desember 2018, dia menyebutkan MAMI mengelola dana sekitar US$364 miliar. “Kami menyediakan nasihat keuangan, solusi asuransi dan jasa manajemen aset dan manajemen kekayaan untuk konsumen individu, konsumen kumpulan dan institusi-institusi. Pada akhir tahun 2018, MAMI memiliki 34,000 karyawan, 82,000 agen dan ribuan mitra distributor yang melayani lebih dari 28 juta konsumen. Hingga Desember 2018. Kami mengelola dana sebesar C$1.1 triliun (US$794 miliar), dan pada 12 bulan terakhir membayar sebesar C$20.0 miliar klaim dan manfaat lainnya kepada konsumen,” ujar Ezra.(tiara)