Ragam

Potret Milenial, Shafira Bella Sukma: Ingin Visi Misi Yang Dilandasi Bukti

Onlinekoe.com, BANDARLAMPUNG – Menjelang H-1 pelaksanaan debat calon presiden dan wakil presiden pemilu presiden 2019, yang akan diikuti oleh pasangan calon Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandi di Hotel Bidakara, Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2019) esok, suara kaum perempuan milenial Indonesia menyikapi dinamika politik elektoral, juga layak didengar.

Dimana, genre milenial (generasi Y) yang merujuk identifikasi kelompok demografis bagi penduduk yang lahir antara 1980 hingga 2000-an tersebut, selain akan menjadi bonus demografi pada 2030 nanti, menurut data KPU jumlah populasinya kini mencapai 75-80 juta jiwa atau hampir 40 persen dari total 192.828.520 jiwa rakyat calon pemilih Pemilu 2019.

Angka yang cukup fantastis, demi turut menentukan arah peta jalan dan cetak biru negeri Zamrud Khatulistiwa ini kurun lima tahun ke depan.

Meminjam judul lagu, mau dibawa kemana bangsa dan negara kepulauan terbesar di dunia ini dalam periode 2019-2024, salah satunya ditentukan pilihan politik 75-80 juta suara milenial.

Dari jumlah 193 juta tersebut, hasil penetapan jumlah Daftar Pemilih Tetap Hasil Perbaikan ke-2 (DPTHP-2) Pemilu 2019 pada rapat pleno KPU, 15 Desember 2018 lalu, terdiri dari 514 kabupaten/kota, 7.201 kecamatan, dan 83.405 desa/kelurahan se-Indonesia, termasuk 2.058.191 jiwa pemilih di 130 perwakilan luar negeri.

Besarnya populasi kelompok pemilih potensial kelompok usia 17-35 tahun dari total 263 juta jiwa rakyat Indonesia itu butuh proses kuantifikasi partisipasi pemilu yang tidak mudah. Menimbang, target tingkat partisipasi politik Pemilu 2019 dipatok mencapai 77,5 persen dari jumlah pemilih.

Suara mereka, pemilih pemula, juga perempuan milenial yang notabene para calon ibu bangsa, harus terus didengar. Pun dengan suara pemilih pemula dan perempuan milenial yang notabene para calon ibu bangsa itu.

Suara mereka, bagian dari statistik jari bertinta tanda usai mencoblos, Rabu, 17 April 2019 nanti, 96.271.476 jiwa pemilih laki-laki dan 96.557.044 jiwa pemilih perempuan di dalam dan luar negeri, sesuai data DPTHP-2 di atas.

Narasi kritis suara milenial antara lain dihadirkan Shafira Bella Sukma, warga Pringkumpul, Pringsewu Selatan, Kabupaten Pringsewu, Lampung, yang tahun lalu turut mengharumkan nama dan citra positif provinsi gerbang Sumatera ini dalam sebuah ajang kontes kecantikan nasional.

Meski belum meminati dunia politik, namun sikap kritis terhadap situasi politik Tanah Air turut melarung kesan keseharian dara penyandang status mahasiswa jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung itu.

Dimintai pendapat pribadi, Bella –demikian alumnus SMA Negeri 1 Pringsewu ini biasa disapa, di sela kesibukan praktik kerja lapangan, ramah mengaku terus menyimak isu-isu politik aktual termasuk dinamika jelang debat capres perdana nanti.

“Ngikutin Om perkembangannya, karena ayah saya selalu ngikutin jadi saya mau ga (tidak, Red) mau pasti ngikutin juga, hehe,” ucap Bella ringan, menjawab pertanyaan redaksi, Selasa (15/1/2019) pukul 15.43 WIB, kemarin.

Gelaran debat capres yang diyakini masyarakat pemilu akan mampu jadi katalis dan faktor pemengaruh tingkat preferensi politik rakyat calon pemilih, salah satunya teratribusi dari gegap gempita khalayak merespons debat.

Ambil misal, dengan cukup banyaknya warga merencanakan matang kegiatan nonton bareng (nobar) debat capres, seperti saat mereka bersemangat riang gembira nobar pertandingan Asian Games atau Piala Dunia.

Disinggung adakah rencana khusus untuk nonton bareng (nobar) debat, jawara Muli Pringsewu 2017 lalu itu menyahut bahwa ia akan nobar cukup dengan keluarganya tercinta.

“Rencana nonton bareng sama keluarga sih Om, karena papa mama saya suka banget ngikutin perkembangan politik. Kalo sama temen-temen enggak deh, karena temen saya jarang gitu yang suka politik,” ujar Bella.

Menohok debat capres sebagai salah satu metode kampanye pemilu modern-demokratis menuju aras rezim pemilu digital di masa depan, Bella pun menginginkan bangunan visi dan misi capres yang membumi.

“Pengennya ada visi misi yang harus dilandasi bukti dan contoh nyatanya Om, karena ya gimana ya kalo cuman janji-janji aja mah anak kecil juga bisa bikin gitu,” cetus pemenang kedua Muli Lampung 2017 itu.

Dia berharap, siapa pun paslon capres-cawapres yang terpilih nanti, harus bisa mensejahterakan rakyat. “Karena kalau bukan di pemimpin harapan rakyat, harus ke mana lagi rakyat menggantungkan lima tahun ke depan kemajuan bangsanya? Itu aja sih Om kalau dari aku,” imbuhnya berargumen.

Mempertajam tanya, redaksi kembali menukil apakah Bella telah membaca visi misi kedua capres-cawapres, terbantu jawab saat finalis 11 besar kontes kecantikan nasional terkemuka pada 2018 ini mengaku meski sekilas, ia telah membacanya.

Sulung pasangan Sigit Iswanto dan Yuliarni ini pun menanggapi bahwa intinya baik (paslon) nomor 1 maupun 2 memiliki tujuan yang terbaik untuk rakyat, dengan cara yang berbeda.

“Tinggal menunggu aja sih, siapa yang terpilih, dan siapa yang benar menjalankan janjinya atau hanya sekedar janji,” pungkas Bella, Selasa malam, pukul 20.40 WIB.

Redaksi juga meminta pendapat pribadi Felice Hwang, pemenang kedua konteks kecantikan nasional yang sama medio 2016 silam, yang juga asal Lampung, melalui pesan WhatsApp, tadi malam.

Baru pada Rabu (16/1/2019) siang, pukul 11.43 WIB, pemenang kedua II kontes kecantikan international tahun 2017 yang dikenal supel dan sukses sebagai entrepreneur muda ini membalas pesan yang dikirim redaksi. “Waduh maaf Pak, saya gak ada comment ya Pak,” singkatnya.

Penelusuran redaksi, alumnus Bradford University kelahiran Bandarlampung, 1992 itu, bukan pula sosok yang anti politik. Felice banyak bergaul dengan banyak komunitas milenial di Lampung yang tergolong partisipan aktif penyokong utama pilar demokratisasi politik Bumi Ruwa Jurai.

Sidang Pembaca, kaum milenial di Lampung dan di seluruh Indonesia, redaksi turut sukacita mengingatkan, jangan lupa ajak sahabat milenial sejawat Anda, saksikan Debat Capres Pemilu 2019 sesi pertama, bertema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme, Kamis 17 Januari 2019 pukul 19.00 WIB, di layar televisi kesayanganmu.

Siapkan kudapan sekadarnya, sambil pesta makan durian juga boleh, secukupnya. Ngupi pai, jangan lupa. Ciayo! [red/mzl]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *