Ragam

Bagaimana Sumut Pertahankan Pertumbuhan Ekonomi ?

Onlinekoe.com, Medan – Masyarakat Sumatera Utara boleh berbangga karena laju pertumbuhan ekonomi daerah ini masih di atas rata-rata nasional. Namun, bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonomi ?

Secara year on year (yoy) pada kuartal kedua tahun ini laju pertumbuhan ekonomi Sumut di level 5.25%, diatas rata-rata nasional sebesar 5.05%. Motor penggeraknya masih didominasi oleh konsumsi rumahtangga, pem bentukan modal tetap bruto, lapangan usaha perda gangan, konstruksi serta belanja pemerintah.

Akan tetapi sumbangan dari sektor pertaniannya justru mengalami penurunan. Konsumsi rumahtangga sangat erat kaitannya dengan daya beli. Sumbangan konsumsi rumah tangga lebih dari 51%.

Tapi pengamat ekonomi Gunawan Benyamin, meng kuatirkan, soalnya secara kuantitas kontribusinya cen de rung mengalami penurunan. Ini berbahaya bagi pereko nomian Sumut.

Terlebih provinsi ini sangat bergantung kepada kinerja ekspor bahan mentah yang menjadi salah satu motor penggerak ekonominya. Namun sayangnya belakangan ini justru mengalami penurunan.

“Di mana secara yoy kinerja ekspor turun sebesar -3.52%. Bahkan diperburuk dengan kinerja sektor pertanian yang turun -6.03% serta industri -0.68,” kata saat berbincang dengan Sumatera pos.co di Medan, Jumat 4/10/2019.

Sumut sebagian besar ekonominya disumbangkan dari sawit, tentunya erat kaitannya beberapa sektor ekonomi yakni ekspor, pertanian maupun industri pengolahannya. Artinya ketiga sektor ini sangat besar pengaruhnya ter hadap pembentukan daya beli masyarakat.

Dia melihat ekspor komoditas Sumut ke sejumlah negara berfluktuasi. Namun, kecenderungan turun, ter masuk harga kelapa sawit yang mengalami tren penu runan. Bahkan kondisi itu diperburuk perang dagang AS-China yang meluas ke eropa juga bisa memperburuk kondisi ekonomi Sumut ke depan.

“Saya melihatnya begini, ekspor CPO Sumut itu kan ke beberapa negara seperti Eropa, Amerika, China dan India. Ke-4 menduduki posisi teratas konsumsi CPO dari provinsi ini,” kata Gunawan.

Artinya perang dagang antar negara tersebut sangat berpeluang menghantam ekonomi Sumut. Karena ekspor daerah ini bergantung ke China, AS, Eropa.

Pertanyaannya bagaimana Sumut mempertahankan per tumbuhan ekonominya ditengah ketidakpastian ekonomi global yang bisa saja seketika menekan laju pertum buhan ekonominya

Hal ini perlu kita waspadai. Saya setuju dengan Bank Indonesia (BI) Medan yang lebih menekankan agar per tumbuhan ekonomi kedepan lebih dimotori oleh belanja pemerintah, PMTB (pembentukan modal tetap bruto), sektor pertanian, dan konstruksi.Belanja pemerintah agar bisa secepatnya direalisasikan untuk mendongkrak laju pertumbuhan ekonomi Sumut,” pinta Gunawan.

Sumut jangan bergantung kepada suatu yang belum pasti seperti mengharapkan harga sawit pulih di tengah perang dagang yang terus berlanjut. Lakukan upaya-upaya serius agar ekonominya tidak terpuruk kedepan.

Soalnya Sumut kata dia sedang berhadapan dengan ketidak pastian ekonomi global, dan cenderung me rugikan ekonomi daerah ini. Agaknya lebih baik kalau Sumut menggandeng BI untuk meminimalisir dampak buruk ekonomi global kedepan.(bachtiar adamy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *