Bupati Loekman Djoyosoemarto Buka Acara Gebyar Kreatifitas Anak Paud
Sumaterapost, LAMPUNG TENGAH – Bupati Lampung Tengah Loekman Djoyosoemarto, buka acara Gebyar Kreatifitas Anak Paud dan Pencanangan Gerakan 18 21 “Matikan HP Dan TV, Ayah Bunda Temani Aku Membaca Buku” di Gedung Sesat Agung Nuwo Balak (2/10/2018)
Sebagimana kita ketahui bersama, kegiatan Gebyar Kreatifitas Seni PAUD memiliki makna yang penting dan strategis, yakni sebagai salah satu upaya minat belajar.
Untuk meningkatkan seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, melalui rangsangan bermain yang menyenangkan bagi anak, memperkaya ragam pengatahuan anak usia dini.
Loekman menjelaskan pemahaman orang tua terhadap kebutuhan bermain bagi anak anak usia dini, sehingga diharapkan kedepan anak-anak akan dapat menjadi generasi yang sehat dan ceria, yang kelak dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Gebyar Kreatifitas Seni PAUD yang diselenggarakan oleh IGTKI-PGRI Lampung Tengah 2018 “Ayo membaca, Aku Anak Indonesia Anak Yang Merdeka” ini juga bisa menjadi ajang untuk bertukar pikiran dan saling sumbang saran di antara para guru dan orang tua.
“Sehingga tercipta suasana yang harmonis dan komunikasi dua arah, yang efektif, efisien, berhasil guna, berdaya guna dan berkesinambungan,”Bebernya.
Dalam memajukan pendidikan usia dini di Kabupaten Lampung Tengah, kita tidak dapat menutup mata akan peran dari Bunda PAUD baik di Kabupaten maupun di Kecamatan.
Bunda PAUD adalah profesi sukarela yang secara ikhlas, dan dilandasi dengan rasa cinta dan kasih sayang, sehingga ia harus menjadi lokomotif untuk mendorong segenap elemen dalam masyarakat untuk berpartisipasi.
“Memang kita harus selalu bergandengan tangan dengan semua elemen masyarakat, agar hasil yang kita tuju menjadi optimal,”ujar Loekman.
Jangan lupa, kata Loekman, melibatkan ibu secara aktif, mengingat peran ibu yang sangat penting dalam mendidik anak usia dini dan dalam menjaga kesehatan di saat kehamilan, agar dapat melahirkan anak-anak yang sehat jasmani dan rohani.
Ada hal yang teramat penting untuk diabaikan, yaitu sisi pembangunan karakter seorang anak. Mengapa? Karena melalui pembangunan karakter itulah, seorang anak diajari tentang budi pekerti, tentang moral, tentang baik dan buruk, dan sebagainya.
“Dengan pendidikan karakter itu, kita ingin seorang anak kelak tumbuh secara paripurna. Jadi, di sinilah juga fungsi dari seorang guru PAUD, yang tentu saja bukan lepas tangannya orang tua, tapi membantu,”jelasnya.
Dengan dicanangkan Gerakan 1821 (Matikan HP Dan TV, Ayah Bunda Temani Aku Membaca). Sebagaimana telah saya sampaikan diatas, usia 5-6 tahun, terjadi pertumbuhan jaringan otak. Yang diserap adalah apa yang menyenangkan.
“Kalau pada masa kecil dia sudah mendapatkan perlakuan yang kurang, atau melihat hal-hal yang tidak sepantasnya dia lihat, maka akan direkam di dalam otak, dan itulah yang mempengaruhi kejiwaan seorang anak ketika dia dewasa. Oleh karena itu, saya sangat berharap agar para orang tua dan masyarakat dapat mendukung Gerakan 18-21 ini. Yang kemudian nanti ditindaklanjuti dengan menyeleksi tayangan televisi yang ada,”tutup Loekman. (sp/N)