Jawa TengahMEDIA CREATIVESemarang

Klenteng Siu Hok Bio Gelar Pagelaran Wayang Banjaran Thio Hok Tek

Semarang – Klenteng Siu Hok Bio Semarang menggelar pentas wayang kronik mengusung cerita sejarah tentang Dewa Bumi. Pagelaran wayang bertajuk “Banjaran Thio Hok Tek” karya cipta Ki Jose Dharmavirya yang sekaligus tampil sebagai dalang ini digelar di Klenteng TITD Siu Hok Bio, Jalan Wotgandul Timur (Sebelah Selatan Pasar Gang Baru), Semarang, Kamis (19/09/2024).

Pagelaran wayang ini sekaligus sebagai pamuncak acara perayaan Tiong Jiu 2024 sekaligus Kirab YM Kongco Hok Tek Tjeng Sin.

Tiong Jiu merupakan peringatan festival akhir musim panen bagi para petani karena hari ini jatuh pada saat pertengahan musim gugur, di mana para petani telah selesai masa panennya. Rangkaian kegiatan yang digelar dari 17 – 19 September 2024 merupakan Hari berterima kasih pada bumi.

Ketua Yayasan Klenteng Siu Hok Bio/TITD Semarang Gunawan Sutedjo mengatakan pagelaran wayang ini untuk memeriahkan perayaan Tiong Jiu 2024 sekaligus ucapan terima kasih kepada Dewa Bumi YM Kongco Hok Tek Tjeng Sin.

“Pagelaran wayang ini merupakan wujud rasa syukur dan berterima kasih kepada Dewa Bumi Yang Mulia Kongco Hok Teng Tjeng Sien. Tek Ceng Sin, juga menjadi momen sedekah bumi untuk Pecinan Semarang,” tandas Gunawan.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Panitia perhelatan Alung mengatakan, bahwa acara ini untuk pagelaran wayang ini untuk memeriahkan perayaan Tiong Jiu tahun 2024. Sebelumnya diadakan acara ritual sembahyangan dan kirab budaya Hari berterima kasih kepada Dewa Bumi.

Kirab yang mengambil start di Klenteng Tay Kak Sie mengelilingi Pecinan dan finish di Klenteng Siu Hok Bio.

Kirab budaya ini diikuti oleh Klenteng Trimurti Lasem (Gie Yong Bio), Klenteng Tjeng Gie Bio Pemalang, Klenteng Gwan Sing Bio Ungaran, Klenteng Wie Hwie Kiong Semarang, Klenteng Ling Hok Bio Semarang, Klenteng Kwan Sing Bio Semarang, Klenteng See Hoo Kiong Semarang, Klenteng Hoo Hok Bio Semarang, dan Klenteng Tong Pek Bio Semarang, dan Klenteng Sri Kukus Redjo Gunung Kalong Semarang.

Pagelaran dimulai dengan ditandai penyerahan salah satu dari pihak Yayasan yang diwakili Evelin kepada dalang.

Dalang Ki Jose membabar lakon Banjaran Thio Hok Tio” yang mengisahkan muasal dan kiprah dewa bumi atas kemakmuran dan jasa adalah salah satu dewa dalam agama tradisional Tionghoa. Kisah dibabar dengan apik mengedukasi sekaligus menghibur sehingga mendapat sambutan hangat penonton.

Pada kesempatan itu, Ki Jose juga kini kaum Tionghoa bebas berekspresi untuk menampilkan budayanya dan beribadah. Pada era orde baru dulu kegiatan yang berhubungan dengan orang Tionghoa diberangus dengan ditetapkannya Inpres No.14 Tahun 1967.

Pada era orde baru sempat terjadi putusnya mata rantai kebudayaan Tionghoa di kalangan keluarga sejak tahun 1967 hingga 2000, yakni selama 32 tahunan.

Kemudian pada 2001, Gus Dur menetapkan Imlek sebagai hari libur bagi mereka yang merayakan dan kemudian pada tahun 2002, Mantan Presiden Megawati menetapkan imlek sebagai hari libur nasional. Yang mulai efektif dilaksanakan pada tahun 2003. (Heru Saputro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *