Mantan Ketua PPM, Analisa Perkembangan Politik di DPRD
Onlinekoe.com, Bogor — Mantan Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Kota Bogor Berry Harry Murti, buat analisa perkembangan politik di DPRD Kota Bogor. Pasca keluarnya rekomendasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, menyusul ditetepkan Eka Wardana sebagai wakil Ketua DPRD setempat.
Pengurus Partai Golkar Kota Bogor, Rusli Prihatevy ada lima nama calon pimpinan DPRD dari Partai Golkar, yang diduslkan pada DPP, yakni. Mantan Wakil Ketua DPDR Kota Bogor, periode 2014 -2019, Heri Cahyono, raihan suara sebanyak 3.030, H. Murtadlo, perolehan suara 4.436, H. Oyok Sukardi, sebanyak 2.720, Eka Wardana 3.436 dan Rusli Prihatevy, dengan raihan suara sebanyak 5.316. “Dari lima nama yang diajukan itu, tinggal tersisa tiga nama, yakni Heri Cahyono, H. Murtadlo dan Eka Wardana” ungkap Berry mengutip penjelasan Rusli.
Menurut Berry Harry Murti, Ketiga nama itu sempat bertengger sebagai bakal calon pimpinan DPRD, hasil perolehan suara bukan leha leha, mereka memiliki kekuatan dan perlindungan serta dukungan dari pusat. Sebut saja, Heri Cahyono, dia di dukung Ketua Umum DPP Kosgoro, Agung Laksono. H. Mustadlo diam diam, berlindung pada mantan anggota DPR RI dan Sesepuh Partai Golkar legendaris, Muhammad Hatta, sedangkan, Eka Wardana, berlindung pada DPD Partai Golkar Jawa Barat Rabu (11/9) malam.
Keputusan (SK) DPP Partai Golkar, merekomandasikan Eka Wardhana bahkan sempat dicabut, karena senior Partai Golkar, mempertahankan nama H. Murtadlo. Hilangnya nama, Heri Cahyono, Ketua DPD Kosgoro Kota Bogor, direkomendasikan kembali sebagai calon Wakil Ketua DPRD, rupanya jadi pertanyaan besar Ketua Umum DPP Kosgoro, Agung Laksanono. Sehingga terjadi tarik menarik kepentingan cukup alot.
“Bisa jadi DPP Partai Golkar, dipusingkan penetapan sebagai wakil ketua DPRD Kota Bogor. Ke tiga memiliki kekuatan politis sangat seksi. Jika Heri Cahyono tidak direkomendasi, pastinya Ketua Umum DPP Kosgoro, Agung Laksono, akan kecewa dengan sikap Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Dihawatirkan tidak mendukungnya di Munas Golkar nanti” jelas Berry.
Lantas bagaimana H. Murtadlo, yang di coret dari bakal calon wakil ketua, senior Partai Golkar, Muhammad Hatta, yang notabene adalah sahabat karib, Ir. Hartarto Sastrosoenarto, khawatir akan murka dan menjauh di kancah Munas Partai Golkar kelak.
Bila mencoret Eka Wardana, dari kancah pencalonan wakil ketua, Eka Wardana, sudah digadang gadang sebagai calon kuat, yang didukung penuh ketua DPD Partai Golkar, Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Jika Eka ditolak, ketua DPD Partai Golkar Jabar akan sangat kecewa. “Kalau ketua DPD Golkar Jabar, Airlangga, khawatir, di Munas nanti, suara Dedi Mulyadi, akan lepas ke calon lain” terka Berry.
Benarkah, penetapan calon pimpinan DPRD dari Partai Golkar ini, erat kaitannya dengan pelaksanaan Munas Partai Golkar, Desember mendatang. Entahlah. Yang pasti, jabatan wakil ketua DPRD Kota Bogor, nampaknya menjadi alat pertaruhan dan kepentingan Partai Golkar ditingkat pusat jelang Munas. (Den)