Semarang – Helat Pagelaran Wayang On The Street (WOTS) yang biasanya digelar di Oudetrap Theater, Kota Lama digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Semarang, Sabtu (04/04/24).
Wayang On The Street hajat bulanan Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Semarang ini kini menjadi salah satu ikon budaya Semarang. Kini pertunjukan WOTS selalu dinati dan diburu kaum milenial.
Pagelaran WOTS kali ini yang mengusung lakon “Sang Bima” dan disuradarai Budi Lee ini ditaja untuk memarakkan HUT Ke-477 Kota Semarang.
Pagelaran WOT disambut antusias oleh ratusan penonton yang memadati kawasan Lapangan Pancasila Simpang Lima.
Pertunjukan WOTS yang langsung dipandu Sang Sutradara Budi Lee dibuka dengan dilantunkannya Gendhing: Mars Ngesti Pandowo “Kita Masih Ada” Cakepan (syair) : Ki Nartosabdho yang diaransemen/rilis ulang oleh “Githunk Swara” yang rampak dan energik.
Lakon Sang Bima mengisahkan sebuah perjalanan hidup sosok satria pinilih yang perkasa dan kukuh pada tekadnya. Dalam jagad pewayangan sosok ini maujud dalam tokoh Bima.
Satria pinilih ini dengan patuh dan teguh mengikuti perintah gurunya untuk mencari jati dirinya.
Dalam upaya mencari jati diri inilah Sang Bima terus mengarungi derasnya gelombang kehidupan. Meski cobaan dan rintangan selalu datang silih berganti dengan menggenggam tekad Bima terus melaju dengan segala daya upaya meraih apa yang menjadi tekadnya.
Bima pun berkelana di Samudra dan mengalahkan para Burhan. Kemudian Bima bertemu dengan Dewa Ruci. Pertemuannya dengan Dewa Ruci yang menggembleng Bima membuat dirinya sosok satria sejati. Sang Bima jadi sosok satria pinilih.
Kabid Kebudayaan Dinas Budaya Pariwisata Kota Semarang, Suroso, S.Sn mengatakan, kali ini Wayang On The Street secara khusus digelar di Lapangan Pancasila, Simpang Lima Semarang, untuk memeriahkan HUT Kota Semarang.
“Kami merasa senang pagelaran ini dinikmati oleh ratusan anak muda yang duduk lesehan dengan tertib menikmati WOTS kali ini. Semoga makin banyak anak muda yang makin menggemari wayang orang sehingga bisa tetap bertumbuhkembang dan lestari,” tandasnya.
Sementara itu, inisiator Wayang On The Street Grace Widjaya Hardhono sangat senang melihat antusiasme para penonton yang menikmati pertunjukan “Sang Bima”.
Grace Widjaya yang juga berkiprah di Persatuan Pedalangan Indonesia Kota Semarang ini sangat mengapresiasi sutradara, para pelakon dan juga pengrawit yang menyajikan pertunjukan wayang orang yang ciamik dan inovatif.
“Mengharukan penonton WOTS ramainya seperti penonton bola. Tujuan dan harapan untuk memperkenalkan wayang kepada anak muda lewat WOTS nampaknya bergaung. Wayang bukan pertunjukan untuk orang tua saja. Untuk itu juga diperlukan peran anak muda untuk melestarikannya,” pungkasnya. (Heru Saputro)