Onlinekoe.com, Muntok – Pelestarian dan pengembangan kawasan kota tua bersejarah yang dilakukan di Sawahlunto terus memperoleh pengakuan dan apresiasi dari tingkat nasional maupun internasional.
Jika sebelumnya, Walikota Deri Asta menyampaikan ekspose tentang pelestarian dan pengembangan kota tua bersejarah di China dalam ajang Organization World Heritage Cities (OWHC), kini disusul oleh Wakil Walikota Zohirin Sayuti yang diundang menjadi pemateri dalam Pelatihan Lanskap Kota Bersejarah di Museum Timah Indonesia – Muntok, Bangka Belitung.
Wawako Zohirin Sayuti memaparkan tentang kinerja Pemko Sawahlunto, terkhusus pola kepemimpinan dalam langkah-langkah pelestarian serta pengembangan kota tua (heritage town). Termasuk juga Zohirin bercerita bagaimana trik-trik pendekatan dan sosialisasi Pemko Sawahlunto selama ini pada masyarakat agar mendukung program-program terkait kota tua tersebut.
Istimewanya, Pemko Sawahlunto ternyata menjadi satu-satunya pihak pemateri dari pihak Pemerintah Daerah (Pemda). Hal ini terkait dengan pengakuan dan apresiasi terhadap konsistensi dan prestasi Pemko “Kota Arang” itu dalam dalam melestarikan kota tua sampai-sampai saat ini masuk nominasi Warisan Dunia versi UNESCO.
Kepala Seksi Peninggalan Bersejarah Dinas Kebudayaan, Peninggalan Bersejarah dan Permuseuman Sawahlunto, Rahmat Gino, melaporkan bahwa kehadiran Wawako Zohirin Sayuti dalam Pelatihan Lanskap Kota Bersejarah (Historic Urban Landscape) itu pada Kamis (08/11) lalu. Kegiatan tersebut, kata Gino, diselenggarakan di Museum Timah Indonesia – Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Agenda ini bertepatan dengan ulang tahun Museum Timah Indonesia – Muntok yang menginjak usia lima tahun pada 7 November. Sekaligus itu juga terlaksana dengan kerjasama panitia bersama Pan – Sumatera for Heritage Conservation (PAMSUNET),” kata Gino.
Ditambahkan Rahmat Gino, para peserta pelatihan itu terdiri dari para pelaku pelestarian kota tua, Ikatan Arsitek Indonesia, Akademisi dari UI, USU, Trisakti, Udayana Bali, serta komunitas budaya di Jakarta, Bogor, Semarang, Bali, Medan, Palembang dan lainnya. Dimana para peserta didominasi lulusan luar negeri, tepatnya Belanda.
“Dari mancanegara, yang mengikuti ada dua. Yakni dari Belanda, Cultural Heritage Agency dan Ahli Lanskap Rotterdam Government City. Kemudian dari Malaysia, yaitu Komunitas Penang Heritage. Semua antusias mendengar pemaparan dari pak Wawako Zohirin,” tutur Gino.
Sementara, sejumlah materi yang disampaikan Wawako Zohirin Sayuti adalah tentang kebijakan-kebijakan Pemko Sawahlunto terutama dalam menjaga, melestarikan dan mengembangkan kawasan kota tua (cagar budaya).
Dikatakan Zohirin, komitmen dan konsistensi Pemko Sawahlunto dimulai dengan mempersiapkan payung hukum alias regulasi yang jelas dan baku terkait pengelolaan cagar budaya itu. Regulasi-regulasi itu terhimpun dalam Peraturan Daerah (Perda).
Berlanjut dalam penataan ruang dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) di kawasan kota tua, harus berkoordinasi dan dibawah monitoring tim ahli cagar budaya serta jajaran terkait.
Serta juga sejumlah kebijakan lainnya yang sedang dijalankan. (Christian Saputro)