Beranda Bengkulu Pembangunan Mubazir, Penataan Prawisata Pantai Panjang Diduga Timbulkan Kerugian Negara

Pembangunan Mubazir, Penataan Prawisata Pantai Panjang Diduga Timbulkan Kerugian Negara

Bengkulu Onlinekoe – Pantai Panjang tempat wisata paling favorit dikunjungi dalam Kota Bengkulu. Namun penataannya kurang menarik dan kurang profesional, bahkan dapat dikatakan Penataan Coba-coba, seperti bangunan tempat pedagang mubazir tidak digunakan sampai rusak sehingga menimbulkan kerugian Negara.

Ibu Rita dan Ibu Chania pedagang makanan/minuman ditemui media ini dilokasi Zona 9 pantai panjang, mereka menuturkan keluhan tentang sewa lahan tempat jualan dengan menegakkan pondok pondok terbuat dari kayu bulat (Dolken) beratapkan daun rumbia sekedar berteduh dari sinar matahari dan hujan.

Ibu Rita salah satu pemilik lapak mengatakan tentang kejanggalan tentang sewa menyewa lahan. Saya hanya sewa lahan tanpa Auning bangunan pemerintah dikenakan Rp 1,5 juta/ tahun, sementara yang lain seperti salah satu contoh Warung Sultan sewa Auning dan lapak di depan hotel Pasir Putih hanya bayar Rp 750 ribu/ tahun.

Keluhan berikutnya adanya preman sering minta sewa lapak, padahal kami sendiri yang bangun lapak, mereka (preman) yang ngambil sewa, hal yang sama juga dilakukan juru parkir Pungutan liar (Pungli) tanpa aturan tarif parkir, padahal disini bebas parkir dilarang memungut uang parkir, sehingga meresahkan pendatang (wisatawan) ini semua terjadi akibat tidak ada pengawasan dari pemerintah katanya.

Tentang bangunan Auning keong dibangun tahun 2019 sampai sekarang sudah lima tahun banyak rusak tidak pernah dipakai pedagang, kendala sewa terlalu tinggi akibat dikelola pihak kedua, dianggap gagal perencanaan bangunan.

“Lantas ahir tahun 2024 yang lalu dibangun lagi Auning sebayak 50 lapak, juga tidak ada yang menempati karena sempit hanya ukuran 2 X 2,5 meter,” ujarnya.

Kepala Dinas Prawisata Provinsi Bengkulu Murlin Hanizar SP. M.Si ditemui di kantornya mengatakan, sebenarnya pantai panjang itu khusus tempat wisata bukan tempat jualan, namun pihaknya secara sosial dibina dibuat tempat jualan mereka, tetapi sayangnya meraka tidak mau menempati.

“Tentang bangunan kita mengakui kegagalan 24 unit bangunan Auning keong yang didanai dari Kementerian melalui PU Cipta Karya. Ketika itu masih dikelola Pemda kota Bengkulu memang sampai sekarang tidak ada yang menempati, kita hanya melanjutkan namun demikian kita akan usahakan bina dengan baik,” ucap Murlin.

(jlg)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini