PTPN VII UNIT Kedaton Gelar Inhouse Training
Onlinekoe.com, TANJUNG BINTANG — PTPN VII Unit Kedaton menambah pengetahuan seluruh mandor tentang budi daya, teknik produksi, proses bisnis, dan manajemen pengolahan karet. Dipandu Willy Mulyawan sebagai manajer, pelatihan internal ini dibuka Kabag Tanaman PTPN VII Wiyoso di Kantor Sentral, Way Galih, Tanjung Bintang, Sabtu 95/9/19).
Dalam pengantarnya, Wiyoso mewakili Direksi menyampaikan apresiasi atas prakarsa Unit Kedaton menyelenggarakan in house training (IHT) ini. Ia mengakui, kondisi perusahaan yang sedang kurang maksimal membuat upaya-upaya upgrading dan refreshing untuk para tenaga kerja sangat kurang.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Unit Kedaton atas prakarsa IHT ini. Kami berharap unit lain juga bisa mengikuti jejak baik ini. Sebab, secara kelembagaan PTPN VII memang sedang kurang kondusif untuk melakukan upgrading human capital, terutama di tingkat pekerja lapangan,” kata dia.
Dalam pembukaan acara tersebut, Kabag yang sudah belasan tahun keliling kebun di lingkungan PTPN VII itu mengatakan, kondisi pasar karet global saat ini sedang tertekan. Munculnya karet sintetis yang diproduksi negara maju menjadi pesaing ketat sehingga harga karet alam sulit beranjak.
Ia menyebut, dalam beberapa tahun terakhir, karet sintetis merangsek pasar consumer good berbahan baku karet secara massif. Namun, kata dia, ada keunggulan komparatif dari karet alam pada beberapa produk khusus dibanding karet sintetis.
“Walaupun karet sintetis mengambil pasar karet dunia sangat besar, tetapi kita sebagai produsen karet alam masih punya masa depan. Dengan catatan, kualitas produk kita harus baik dan produktivitas kita juga harus tinggi. Kalau dua aspek itu tercapai, saya yakin kita segera bangkit,” kata dia.
Kepada peserta, Wiyoso mengajak seluruh elemen di PTPN VII berkomitmen memperbaiki keadaan sesuai dengan tugasnya masing-masing. Ia mengatakan, para mandor adalah garda terdepan dalam menyelesaikan tantangan pasar karet alam yang sedang dihadapi. Sebab, kata dia, kualitas karet yang baik dan produksi yang tinggi itu hanya akan didapat jika para mandor bekerja dengan penuh tanggung jawab dan serius menggali produksi.
“Para mandor sesungguhnya adalah manajer di kebun. Jadi, hasil dari kebun itu tergantung dari peran mandor. Kalau mandor serius dan tanggung jawab, pasti ketemu jalan untuk menggali produksi maksimal dan kualitas bagus,” kata dia.
Pelatihan bertema “Teknis Budidaya dan Agrobisnis Tanaman Karet” itu diikuti 38 orang mandor. Peserta pelatihan ini adalah para mandor yang berhadapan langsung dengan pekerja di lapangan, baik untuk teknik, pemeliharaan tanaman, penyadapan, dan lainnya.
Satu goal yang ingin dicapai dalam IHT ini adalah seluruh proses produksi dari hulu sampai hilir berpedoman kepada standar pengelolaan yang telah ditetapkan manajemen.
Manajer PTPN VII Unit Kedaton Willy Mulyawan dalam sambutannya mengatakan, potensi produksi getah karet di Unit Kedaton masih sangat baik. Ia mengakui, saat ini produksinya sedang berada di titik nadir karena pengaruh musim. Namun, setelah musim gugur ini terlewati, ditambah dengan penyegaran pengetahuan para mandor melalui IHT ini, ia yakin dapat lebih maksimal.
“Ini sedang musim terek atau gugur daun. Sebentar lagi daun baru mulai tua dan insyaalloh produksi akan naik lagi. Nah, IHT ini adalah upaya memperbaiki kinerja dan produksi melalui pelatihan dan mengingatkan kembali kepada norma-norma dasar atau back to basic,” kata dia.
Menanggapi IHT ini, Temon (52), salah satu peserta mengakui forum seperti ini sangat dibutuhkan. Mandor teknik di Afdeling 3 ini mengatakan, ia baru kali ini mengikuti training untuk meningkatkan pengetahuan tentang budi daya dan manajemen bisnis agro.
“Saya senang sekali bisa ikut training ini. Memang, selama ini kondisi perusahaan sedang kurang sehat, jadi kami maklum kalau belum sempat mengadakan. Tetapi, sebagai tempat belajar, pelatuhan seperti ini sangat membantu,” kata dia. (HUMAS PTPN VII)