Beranda Jawa Tengah Puncak Tour Ditampart Digelar Hysteria di KAI Terrace Semarang

Puncak Tour Ditampart Digelar Hysteria di KAI Terrace Semarang

Semarang – Kolektif Hysteria menaja acara puncak program Ditampart (Dinas Cipta Tempat dan Ruang Terpadu) di KAI Terraces, Tawang, Semarang, dari Sabtu-Kamis (25 – 30/5/2024).

Helat Ditampart dibuka Kapordi S1 Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Dr. Sukarjo Waluyo, S.S. M.Hum, Sabtu, (25/05/2024).

Kaprodi S1 Sastra Indonesia FIB Undip mengapresiasi dan bangga dengan kiprah yang telah dilakukan Kolektif Hysteria hingga tetap eksis hingga saat ini. Kiprah perjalanan Hysteria selama 20 tahun merupakan hal istimewa untuk aktivisme kebudayaan.

“Kontribusi Hysteria yang hadir dengan kejujurannya untuk perkembangan kota Semarang dan Jawa tengah patut kita apresiasi bersama, kegigihannya bisa menjadi model bagi komunitas-komunitas di Semarang dan sekitarnya,” Imbuhnya.

Sukarjo mengakui terus mengikuti perkembangan Hysteria dari tahun ke tahun. Pasalnya, komunitas Hysteria bermula dan tumbuh di masa awalnya di Mampus FIB Universitas Diponegoro.

Sebelumnya, Project Director Tommy Ari Wibowo dalam laporannya mengatakan, Ditampart setelah mengarungi Provinsi Jawa Tengah, mulai dari Brebes hingga Rembang dan Wonogiri sampai Cilacap dengan menempuh jarak 1.119 Kilometer sekira hampir dua bulan perjalanan. Kegiatan tour dan pameran tersebut melibatkan 128 seniman dari 17 kota di Jawa Tengah, diapresiasi 3.294 penonton, dan disaksikan nyaris setengah juta viewer.

“Setelah Ditampart menyambangi Kota Pekalongan, Kota Tegal, Brebes, Purwokerto, Cilacap, Kebumen, Temanggung, Kota Magelang, Klaten, Wonogiri, Kota Surakarta, Grobogan, Rembang, Jepara, Demak, Sragen, akhirnya tiba kembali di Kota Semarang,” terang Tommy.

Lebih lanjut, Tommy mengatakan tour dan pameran Ditampart merupakan bagian perjalanan Menuju 20 Tahun Kolektif Hysteria yang mengusung tajuk: “Tulang Lunak Bandeng Juwana”.

Ditampart di Kota Semarang disisi dengan berbagai aktivitas kesenian antaralain pameran jejak 20 tahun Hysteria, workshop, diskusi dan gigs.

Founder Kolektif Hysteria Akhmad Horidin, mengatakan, Ditampart diharapkan menjadi jembatan antar stakeholder. Idenya sendiri berangkat dari mekanisme pertahanan dan strategi Kolektif Hysteria yang teruji selama 20 tahun terakhir ini di Semarang.

“Ditampart membawa temuan dan metode untuk dibagi dan sebarluaskan. Kegiatan ini sekaligus sebagai medium belajar bersama terutama kolektif di berbagai daerah di Jateng. Ditampart berisikan rekam jejak, aneka temuan dan pengalaman di berbagai daerah,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Adin menambahkan Ditampart bermaksud menjadi ajang berbagi nilai, pengetahuan, dan strategi yang dilakoni Hysteria selama 20 tahun terakhir ini.

Selain berbagi, tujuannya adalah memperbesar kemungkinan dan menguatkan peranan para pemangku kepentingan untuk bersama-sama memikirkan dan berkontribusi pada ekosistem.

“Dari event tersebut bisa bertukar pengetahuan, berteman, sekaligus merintis kerja sama terbuka untuk jangka panjang antar berbagai kolektif dengan konteks masing-masing, ” tandas Adin. (Heu Saputro)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini