Jawa Barat

Sambil Serap Aspirasi, DPP HKTI Gelar Bakti Sosial di Kabupaten Cianjur

Cianjur, 9 Desember 2023 – Salah satu tujuan dari DPP HKTI adalah melakukan bridging institution atau menghubungkan kepentingan masyarakat dengan pemerintah, dengan instansi tertentu yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Untuk itu DPP HKTI mencoba merealisasikan kegiatan ini melalui program sosial, yaitu pembagian telur kepada masyarakat yang membutuhkannya dan ditindaklanjuti dengan dialog, dengan diskusi dalam rangka menyerap apa yang diperlukan oleh petani di daerah setempat.

Wakil Ketua Umum DPP HKTI Doddy Imron Cholid, yang ditugaskan oleh Ketua Umum DPP HKTI melaksanakan kegiatan sosial di Desa Mekarsari, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur dan sekaligus juga bertatap muka dengan masyarakat kelompok tani atau Poktan Harapan Maju dengan ketuanya saudara Hilman Solisin.

Setelah melakukan pembagian telur kepada masyarakat, dalam sambutannya Doddy Imron Cholid menyampaikan bahwa pemberian telur ini hanyalah stimulan saja, untuk merangsang agar masyarakat membiasakan diri memakan makanan dengan protein yang tinggi.

“Telur salah satu protein yang cukup tinggi dan harganya juga tidak terlalu mahal, sehingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat,” ujar Doddy kepada media

Doddy pun menjelaskan alasan HKTI melakukan kegiatan ini.

“Karena kita melihat dan merasakan bahwa banyak petani yang terhimpun di dalam kelompok tani itu keadaan ekonominya relatif kurang baik, karena daya belinya juga kurang baik, sehingga pendidikannya pun relatif rendah, yang umumnya kesehatannya pun cukup rendah.
Maka untuk ini diingatkan agar petani dibiasakan memakan makanan yang berprotein tinggi, antara lain telur, hal ini tentu saja lebih jauh dalam rangka mencegah agar tidak terjadi stunting,” jelasnya.

Memang banyak hal yang menyebabkan stunting, tapi paling tidak kalau ibu hamil itu mengkonsumsi makanan dengan protein yang tinggi seperti telur, nanti waktu menyusui juga proteinnya tinggi, pada saat makan juga anaknya diberi makanan yang berprotein tinggi plus nutnutris-nutrisi lainnya, tentu secara teori akan menghasilkan orang-orang yang yang sehat, kuat dan pintar.

“Tapi menurut ilmu pengetahuan kalau dia kurang makanan-makanan yang berprotein tinggi biasanya terjadi stunting, yaitu anak-anak yang barangkali tinggi badannya relatif rendah, kemudian pikirannya juga tidak cerdas,” paparnya.

Lanjut Doddy menjelaskan kenapa telur yg diberikan, “Kami menyampaikan bahwa harga telur itu hanya Rp. 2.000 untuk satu butir, jadi kalau anaknya dua minimal sehari makan dua telur saja itu sudah bagus atau ibu hamil makan dua telur. Dalam dialog kami menanyakan bapaknya merokok nggak, merokok, untuk itu sekarang bapaknya tidak merokok lagi uang yang semula dibelikan rokok sekarang dapat dibelikan untuk telur. Kalau saja mereka sehari merokok lima batang, jangan satu bungkus, lima batang itu Rp10.000, bisa dipakai untuk membeli lima telur,” katanya.

Artinya, lanjut Doddy, telur harganya saat ini bisa terjangkau dan kalau bapak-bapak nya tidak merokok bisa dibelikan untuk telur.

Selain diskusi tentang stunting, Doddy juga mendengar keluhan kelompok tani, yang disampaikan oleh Ketuanya Solihid dan kita juga mendiskusikannya dengan Ketua DPC HKTI Kabupaten Cianjur saudara Kusnadi, disampaikan bahwa untuk mendapatkan pupuk bersubsidi itu susahnya luar biasa, padahal persyaratannya sudah dilengkapi, tapi kemudian yang menjadi cukup aneh, KTP dan Kartu Keluarga sesuai dengan persyaratan dan yang lain-lainnya sebagai calon petani, calon penerima pupuk itu sudah dilengkapi, akan tetapi ada ketidaksamaan antara tulisan di KTP dengan di KK, dampak dari itu saja menjadi tidak bisa diberikan pupuk, ini kan ironis, hanya masalah administrasi.

“Untuk itu kami meminta kepada DPC HKTI coba secara tembus disampaikan ke DPP mungkin nanti dari DPP bisa menyampaikan ke Kementrian Dalam Negeri dan Kementerian Pertanian, jangan karena masalah-masalah administrasi mengakibatkan pupuk tidak sampai ke petani,” tukasnya.

Selain pupuk, yang menjadi masalah utama adalah modal. Jadi modal itu harusnya KUR, KUR itu ada sekitar 35 juta, akan tetapi ternyata untuk mendapatkan KUR bukan barang yang mudah, sangat susah sekali walaupun dia punya sertifikat. Urusan dengan bank itu juga harus menjadi perhatian dari DPP HKTI, agar persoalan-persoalan teknis yang menurut kami tidak susah, tetapi ini mungkin masalah kepercayaan antara bank dengan petani yang mengakibatkan kredit itu tidak lancar seperti yang kita harapkan.

Sosialisasi ini selain dilaksanakan di Desa Mekarsari, juga disanakan di Kelurahan Bojong Herang, Kecamatan yang sama Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Mayoritas memang di sini tidak petani, hanya sebagian kecil saja petaninya. Tetapi yang pasti mereka adalah orang-orang yang kondisi ekonominya relatif tidak mampu.

“Tentunya harapan dari masyarakat, kalau bisa, kalau memang ada kerjasama atau ada CSR HKTI dengan perusahaan-perusahaan lain, bisa sering-sering mendistribusikan bantuannya kepada masyarakat yang memang membutuhkannya dan yang saya perhatikan memang kondisi masyarakat tentunya tidak di Cianjur saja, sebagian besar di Republik Indonesia ini masih banyak orang yang tidak mampu, yang perlu perhatian dari kita,” tandasnya. (Amr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *