NASIONAL

Moeldoko Apresiasi YIARI dan Mitra Masyarakat dalam Kunjungan Kerja di Ketapang

Ketapang, Kalimantan Barat – Dalam rangkaian kunjungan kerja ke Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang, Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Moeldoko, S.I.P., dan seluruh jajarannya, mengunjungi Pusat Pembelajaran Sir Michael Uren di Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI) pada Kamis, 20 Juli 2023. Setelah Dr. Moeldoko tiba di bandara Rahadi Oesman Ketapang dengan disambut oleh Forkominda Ketapang, jajaran TNI dan Kepolisan Ketapang, serta OPD (Organisasi Perangkat Daerah), beliau menuju ke YIARI yang berlokasi di Desa Sei Awan Kiri, Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat.

Setiba di YIARI, Dr. Moeldoko diterima oleh seluruh jajaran pengurus dan manajemen yang diwakili oleh Dewan Pengurus YIARI, Marius Marcellus TJ, SH, MM di Pusat Pembelajaran Sir Michael Uren yang didirikan YIARI pada 10 Juli 2019. Di situ, beliau menerima penjelasan tentang program-program konservasi holistik yang dijalankan YIARI yang berdiri pada 14 Februari 2008, berupa penyelamatan dan rehabilitasi satwa dengan bermitra bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), hingga pendampingan masyarakat di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan pendidikan.

Total hadir sekitar 1500 orang dari kelompok dan komunitas dampingan YIARI yang selama ini bekerja dan berkegiatan di ranah konservasi, pertanian berkelanjutan, dan pendidikan berwawasan lingkungan. Di antaranya kelompok The Power of Mama, Zwagery Generation, dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (PMDH). Turut hadir pula komunitas dan kelompok-kelompok etnis dan budaya lokal di Ketapang sebagai bagian dari mitra strategis YIARI dalam menggerakkan semangat menjaga hutan dan keanekaragaman hayati di Kabupaten Ketapang.

Begitu tiba di YIARI, Dr. Moeldoko mengunjungi bagian rehabilitasi orangutan dan satwa bersama pihak Balai Taman Nasional Gunung Palung dan jajaran SKW I Ketapang BKSDA Kalimantan Barat sembari mendapatkan penjelasan dari tim Animal Management YIARI tentang seluruh prosedur perawatan satwa liar dari sejak menerima satwa yang diselamatkan, hingga menyiapkan mereka untuk dilepasliarkan kembali. Di area rehabilitasi inilah, Dr. Moeldoko meresmikan pelepasliaran empat (4) individu orangutan secara simbolis, sekaligus menjadi pengadopsi orangutan Gatot yang dirawat di pusat rehabilitasi YIARI sejak ia masih bayi dari tahun 2016. Terkesan oleh kelengkapan fasilitas dan prosedur rehabilitasi yang dimiliki YIARI, Dr. Moeldoko memberikan apresiasi positif atas kerja keras YIARI sebagai mitra pemerintah dalam menjaga dan merawat satwa liar dan habitatnya, terutama untuk orangutan.

Setelah mengunjungi area rehabilitasi orangutan YIARI, Dr. Moeldoko menyambut para mitra masyarakat dampingan YIARI di Pusat Pembelajaran Sir Michael Uren yang masih berada di bagian depan kompleks YIARI di Sei Awan Kiri. Di kesempatan tersebut, Dr. Moeldoko secara khusus mengapresiasi peran perempuan dalam konservasi terutama dalam merehabilitasi orangutan. “Saya kagum pada anak-anak muda yang merelakan hidupnya untuk merawat satwa, dan terutama merawat orangutan. Saya melihat tadi ada anak perempuan yang semestinya bisa berbahagia di kota tetapi ia korbankan kehidupannya untuk menjaga orangutan berada di sini. Ini sungguh pengorbanan luar biasa yang kadang-kadang kita yang di Jakarta dan yang di kota-kota, tidak paham bahwa dari tangan merekalah lingkungan itu terjaga dengan baik,” ujar Dr. Moeldoko dalam kata sambutannya kepada seluruh hadirin yang memadati halaman Pusat Pembelajaran Sir Michael Uren.

Apresiasi Dr. Moeldoko pada peran perempuan dalam konservasi juga beliau sampaikan bagi kelompok The Power of Mama (TPOM) yang didirikan oleh YIARI pada 8 Juni 2022 dengan tujuan untuk menjadikan kaum perempuan dan para ibu rumah tangga di Ketapang, sebagai pelopor dalam menggerakkan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan, terutama dalam kegiatan-kegiatan pelestarian alam di kawasan tempat mereka tinggal. TPOM secara rutin melakukan patroli dan penyadartahuan kepada masyarakat untuk menjaga kawasan sekitar tempat tinggal mereka dari risiko bencana kebakaran.

“Baru kali ini saya menemukan The Power of Mama dan yang mengejutkan yang dihadapi bukan sembarangan, kalau sama api saja berani apalagi sama yang lain. Di sinilah kita mesti belajar ke Ketapang, di manakalau di tempat lain banyak orang membakar hutan, justru di Ketapang ini semuanya bersiaga untuk menghadapi kebakaran itu. Saya sungguh menaruh rasa hormat kepada ibu-ibu sekalian yang saat ini berdiri paling depan dalam menghadapi kebakaran. Ibu-ibu harus paham bahwa satuan kebakaran kalau di luar negeri itu grade-nya nomor dua dalam melindungi bangsa dan negara. Yang pertama tentara, yang kedua itu satuan kebakaran. Grade kedua yang ditempatkan di tempat yang terhormat dan luar biasa ialah para pemadam kebakaran,” ujar Dr. Moeldoko.

Dari hasil kunjungan ini, Dr. Moeldoko terkesan akan pendekatan holistik YIARI yang berhasil menempatkan diri sebagai lembaga konservasi mitra pemerintah yang berhasil bermitra dengan semua pihak dan memunculkan program-program pendampingan masyarakat, beasiswa bagi para anak yang hidup di desa-desa penyangga taman nasional, peningkatan literasi konservasi bagi anak-anak, peningkatan UMKM yang ramah lingkungan, hingga pendampingan bagi para perempuan untuk lebih terlibat dalam kesetaraan peran dalam menjaga alam dan lingkungan. Dr. Moeldoko bahkan mendorong keterlibatan YIARI untuk membantu program-program pemerintah terutama untuk menyelaraskan antara pembangunan kota-kota masa depan yang berwawasan lingkungan. “Pemerintah telah memiliki program menuju zero emission, yaitu tidak ada lagi polutan-polutan dan polusi yang berkembang di dunia. Indonesia mengikuti protokol Paris, komitmen presiden sangat jelas, kita menuju ke sana agar kelangsungan hidup anak cucu kita ke depan semakin baik. Kita sekarang menghadapi lingkungan yang luar biasa, untuk itu ada program dengan nama transisi energi yang merupakan salah satu tema besar yang dibicarakan ketika G20 kemarin dan diikuti lagi di pertemuan KTT ASEAN. Saya sangat kagum di tengah-tengah kota ini ada 200 hektar hutan yang terlindungi dengan baik dan terjaga dengan baik dan mohon ini nanti terjaga sampai selamanya. Karena dari hutan banyak yang kita dapatkan, salah satunya kelangsungan air. Air sudah menjadi isu global, krisis air sudah mulai di mana-mana, jadi ini harus terjaga dengan baik,” ujar Dr. Moeldoko menambahkan.

Pihak YIARI yang diwakili oleh Bapak Marius Marcellus, menyampaikan rasa bangga dan terima kasihnya atas waktu yang disempatkan Dr. Moeldoko untuk menyapa masyarakat yang berkumpul di YIARI. “Kunjungan Bapak Dr. Moeldoko ke YIARI, sungguh memberikan semangat dan afirmasi bagi pekerjaan kami selama ini. Sejak YIARI resmi berdiri pada tahun 2008, kami telah bergerak dari lembaga yang sebelumnya berfokus pada rehabilitasi satwa liar, kemudian menjadi lembaga konservasi yang holistik untuk bisa menciptakan kehidupan yang harmonis bagi seluruh warga bumi, tidak hanya untuk manusia, namun juga satwa. Terutama di Ketapang, di mana keanekaragaman hayati masih tinggi, kami terus berjuang bersama masyarakat untuk bisa menjadi salah satu paru-paru bagi Indonesia. Kami siap mendukung pemerintah dalam setiap programnya, terutama dalam hal menjaga cakupan hutan dan isinya. Pesan dan harapan Dr. Moeldoko di kunjungan ini, akan kami sambut dan jalankan,” ujar Marius Marcellus, Dewan Pengurus YIARI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *