Ragam

Kadafi : Saatnya Santri Jadi Juragan Bukan Karyawan

Onlinekoe.com, PRINGSEWU – Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2024 sampai dengan 2035, di mana populasi usia produktif lebih banyak dari usia nonproduktif. Banyaknya sumber daya manusia yang produktif ini merupakan peluang emas bagi Indonesia untuk memaksimalkan bidang perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi akan terpacu, sektor riil akan terdongkrak, dan daya saing akan mengalami peningkatan.
Sebagai organisasi kemasyarakatan yang memiliki sumber daya manusia terbanyak, Nahdlatul Ulama harus menyikapi kondisi ini dengan memaksimalkan peluang yang ada bagi kemaslahatan warga dan bangsa Indonesia. Jika tidak disikapi dengan baik maka kondisi ini akan terlewatkan begitu saja dan menjadi beban bagi bangsa karena peningkatan usia produktif tidak akan bermanfaat jika lapangan pekerjaan tidak dimiliki oleh SDM usia produktif ini.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung Bidang Ekonomi H Muhammad Kadafi saat hadir pada pelantikan empat Pengurus Ranting NU di Kabupaten Pringsewu, Ahad (30/9) pagi.

Menyikapi kondisi ini, pria muda yang juga Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Lampung ini terus mendorong segenap warga NU untuk memaksimalkan potensi ekonomi yang dimiliki. Ia juga terus berupaya untuk ikut berperan aktif dengan berbagai langkah strategis diantaranya dengan menjaga stabilitas harga di segala bidang khususnya bidang pertanian dan perkebunan.

“Sangat vital adanya stabilitas harga komoditi dengan sistem hulurisasi dan sinkronisasi harga dari produsen sampai dengan konsumen. Khususnya komoditi pertanian dimana kita tahu warga NU banyak yang berkecimpung dalam sektor ini. Jangan sampai harga ketika panen tiba, tidak mampu mengangkat perkonomian para petani,” kata Rektor Universitas Malahayati ini.

Usaha lain yang harus dilakukan NU adalah dengan maksimalisasi SDM usia produktif masa depan seperti para santri saat ini untuk terus mengasah skill guna menghadapi persaingan ekonomi di masa mendatang. Upaya ini perlu dilakukan dengan memiliki inkubator usaha di pondok pesantren yang menjadi tempat bagi santri memaksimalkan potensi dan skill di bidang ekonomi.

“Para santri harus memiliki kemandirian dan terus belajar menjadi entrepreneur handal selama menjadi santri sehingga bisa memiliki nilai lebih dalam persaingan perekonomian kedepan. Saatnya merubah mindset (pola pikir). dari karyawan menjadi juragan,” tegasnya.

Dengan hal ini ia optimis bangsa Indonesia khususnya warga NU akan memiliki taraf perekonomian yang baik dan akan membawa kemaslahatan bagi bangsa Indonesia hal ini juga sekaligus akan mampu mewujudkan kedaulatan ekonomi yang menjadi tujuan bersama bangsa Indonesia.

( benk )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *