Jawa TengahMEDIA CREATIVESemarang

Meriah, Gelaran Sesaji Rewanda 2024 di Goa Kreo

Semarang – Helat tahunan gelaran Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang tradisi Sesaji Rewanda berlangsung meriah.

Gelaran Sesaji Rewanda kini jadi salah satu atraksi budaya ungggulan Kota Semarang ditaja di Kawasan Goa Kreo, Desa Wisata Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (20/04/2024).

Sebelumnya, Jumat (19/04/2024) malam di Plaza Kandri, Waduk Jatibarang, Semarang, ditaja Sendratari Mahakarya Legenda Goa Kreo yang dipadati pennton.

Tradisi Sesaji Rewanda (Jawa: Sesajen Rewondo) ini sendiri memetik legenda kisah perjalanan Sunan Kalijaga mencari soko guru (tiang utama) berupa kayu jati untuk dijadikan penopang Masjid Agung Demak Bintoro. Kisah ini menorehkan jejak dan menjadi tradisi di Desa Kandri.

Pada awalnya, tradisi ini dinamakan dengan Nyadran atau bersih desa. Dalam perjalanannya peristiwa budaya ini dinamakan tradisi “Sesaji Rewanda” ini punya arti memberi makan kera.

Asisten Administrasi Umum, dr. Susi Herawati, M.Kes, mewakili Kota Semarang dalam sambutannya, krtika membuka helat ini mengatakan, Sesaji Rewanda ini merupakan acara budaya yang rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.

“Kegiatan budaya ini bertujuan untuk melestarikan budaya leluhur, silaturahmi, sekaligus sebagai atraksi wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Semarang,” ujarnya sebelum memotong tumpeng penanda gelaran Sesaji Rewanda, Sabtu (20/04/2024).

Gelaran tradisi Sesaji Rewanda ini sendiri dimulai dengan kirab budaya yang diikuti ratusan orang dilepas oleh Asisten Umum Walikota semarang dr. Susi Herawati, M.Kes, didampingi Kepala Dinas Budaya Pariwisata, Wing Wiyarso Poespojoedho, S.Sos, M,Si,, anggota DPRD Kota Seamarang Dr. H. Anang Budi Utomo, SMn., M.Pd .Setelah menerima laporan Manggalayuda Susi Herawati menadai perjalanan kirab menuju lokasi pelaksanaan sesaji dengan penanda pemecahan kendi.

Arak-arakan kirab yang dipimpin Manggalayuda terdiri dari penari Bambu Kerincing, Sunan Kalijaga dan santrinya, pasukan kera, rombongan pengusung katu jati, tumpeng, gunungan buah-buhan dan hasil bumi dan gubungan sego golong atau seko krtkek. Sesampai di lokasi disajikan penampilan “Tari Bambu Kerincing” yang mengusung kisah salah satu ikon wisata Kandri.

Dilanjutkan dengan Tari Wanoro Parisuko yang menggambarkan keriangan para kera ekor panjang penghuni Goa Kreo. Pamuncak ritual dipersembahkan tarian Bedhaya Nawa Sangan besutan koreografer Parminto yang menggambarkan Sembilan Sunan alias Wali Songo.

Setelah sambutan dilanjutkan dengan memberikan sesaji kepada para kera ekor panjang dan juga rebutan gunungan nasi kethek serta ngalap berkah rebutan air sendang dari beberapa sumber di Desa Kandri yang ada dalam gentong di tengah arena yang konon bisa membuat awet muda dan membawa keberuntungan. (Heru Saputro)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *